**
Sejurus kemudian sudah terhubung dengan Haji Watubun. Juragan besi tua dan mobil-mobil tua asli papua yang beristrikan wanita Madura.
Priiittt.... Bunyi peluit serentak menjingkatkan kami.
Saya bergegas menuju suara sempritan itu. Bagaimanapun keselamatan Mr. Fred adalah tanggungjawabku sebagai pemandu wisata.
Beberapa ranting pohon menampar pipi kanan kiri. Perihnya tidak terasa dibanding kuatir keselamatan Mr. Fred.
Gelap gulita, tapi saya bisa merasakan di sekitar tanah yang aku pijak pastilah banyak batu batu besar. Berbahaya jika aku terus berlari. Priiitttt.... Suara sempritan itu semakin dekat, sepertinya di balik batu.
Mr. Fred terdiam di atas batu itu, gembira ketika aku menyembul menghampirinya.
" Rif, lihatlah kelelawar buah yang bergelantungan di atas dahan randu". Tidak terlalu jauh segerombolan Kuskus lagi memperhatikan kami. "Sepertinya mereka habis rapat" aku menyahut sekenanya. Kelelawar pemakan buah bahasa latinnya Pteropodidae.
Bagi  Mr. Fred menemukan dua satwa itu dalam pandangan hal yang sangat mengagumkan.
Pukul 20.00 dari kejauhan sinar lampu mobil menyibak hutan.
Perlahan mendekat