Dengan doa-doa yang dibawa bagai cahaya, Â
Di setiap sudut kota yang penuh sepi, Â
Ia nyalakan kembali semangat yang nyaris padam di dada.
Di akhir perjalanan, saat fajar menyingsing, Â
Penjaja doa itu lenyap bagai kabut di pagi hari, Â
Namun doanya terus bergema dalam jiwa yang hening, Â
Menjadi penjaga hati yang rapuh, selamanya abadi.
Penjaja Doa...
Kuncup merahmu mekar kembali Meramu sajak lama yang kubawa pergi Seperti malam yang berpamitan kepada pagi Langkah kakimu menandakan sang surya kembali
Tak ada yang berubah Kau masih gadis yang penuh gelisah Mencari punggung 'tuk sandarkan resah
Kemarilah, tangan ini selalu terbuka Memelukmu yang datang penuh luka Sebab akulah penunggu senja Penjaja doa di ujung usia