Di bawah langit yang redup, di atas tanah yang gersang,
Kita berdiri, tegap meski kerap terjerembab,
Di tengah derita yang merasuk hingga tulang,
Meniti asa yang tetap berkobar, walau kadang meredup.
Angin malam menyapu wajah-wajah letih,
Mengusap peluh yang bercucuran tanpa henti,
Bibir-bibir kering tersenyum dengan getir,
Namun mata tetap berkilat, penuh harap akan hari esok.
Di balik duka, ada secercah harapan yang bersembunyi,
Terbungkus dalam doa-doa yang terbisik lirih,
Tersemat dalam pelukan hangat keluarga,
Yang tetap setia, menguatkan di kala terpuruk.
Kala hujan turun, bukan hanya air yang membasahi,
Tetapi juga air mata yang telah lama tertahan,
Mengalir bersama tanah, menyatu dengan bumi,
Menumbuhkan benih-benih asa, di ladang hati yang gersang.
Di sudut kota, di desa terpencil,
Kita melihat bayang-bayang mimpi,
Yang kerap kali pudar ditelan realita,
Namun selalu muncul kembali, seiring mentari terbit di ufuk timur.
Luka-luka yang menghiasi perjalanan,
Menjadi saksi bisu akan kekuatan dan ketabahan,
Setiap tetes darah dan keringat yang jatuh,
Menjadi pupuk bagi semangat yang tak pernah mati.
Di tengah derita, kita temukan kekuatan,
Dari tangan-tangan yang saling bergandeng,
Dari senyum-senyum kecil penuh ketulusan,
Dari langkah-langkah pasti, menapaki jalan terjal.
Asa adalah bintang kecil di langit malam,
Yang memandu kita melewati gelapnya kehidupan,
Menyinari setiap langkah, meski kadang samar,
Namun selalu ada, setia menemani hingga akhir.
Kita adalah pejuang-pejuang tangguh,
Yang tak gentar hadapi badai dan cobaan,
Dengan hati yang tegar dan jiwa yang besar,
Kita meniti asa, di tengah derita yang menjerat.
Mungkin jalan ini panjang dan berliku,
Namun di setiap langkah, ada kekuatan baru,
Karena kita tahu, di ujung sana ada cahaya,
Yang akan membawa kita keluar dari kegelapan.
Jangan pernah lelah meniti asa,
Karena di balik setiap derita, ada kebahagiaan yang menanti,
Tetaplah berjuang, walau kadang harus jatuh,
Karena setiap luka adalah tanda bahwa kita pernah mencoba.
Di bawah langit yang redup, di atas tanah yang gersang,
Kita berdiri, tegap meski kerap terjerembab,
Meniti asa di tengah derita, dengan hati yang penuh harap,
Karena kita tahu, bahwa hari esok akan lebih baik.
Biarkan angin malam membawa pergi segala kesedihan,
Biarkan hujan mencuci bersih segala luka,
Dan biarkan sinar mentari menyinari kembali,
Menumbuhkan asa yang tak pernah mati, di tengah derita yang menghimpit.
Karena kita adalah pejuang-pejuang kehidupan,
Yang takkan pernah berhenti meniti asa,
Di tengah derita, di bawah langit yang redup,
Kita akan terus berjuang, hingga asa menjadi nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H