Yang tetap setia, menguatkan di kala terpuruk.
Kala hujan turun, bukan hanya air yang membasahi,
Tetapi juga air mata yang telah lama tertahan,
Mengalir bersama tanah, menyatu dengan bumi,
Menumbuhkan benih-benih asa, di ladang hati yang gersang.
Di sudut kota, di desa terpencil,
Kita melihat bayang-bayang mimpi,
Yang kerap kali pudar ditelan realita,
Namun selalu muncul kembali, seiring mentari terbit di ufuk timur.
Luka-luka yang menghiasi perjalanan,
Menjadi saksi bisu akan kekuatan dan ketabahan,