Yang turun naik bis kota, membikin puisi wajah kota ini, juga wajah
Pada potret keluarga yang pecah berhamburan.
Kota ini saudara, rindu akan gurat hati nurani dan kejujuran kata-kata
Nyanyi keindahan cinta, sambil mengunyah kacang goreng, dada,
dan paha fried chicken dan seteguk soft drink
Sambil terus tertawakan sebuah kesetiaan
Juga pada matahari yang tak peduli pada siapa saja yang berjalan di bawah selangkangannya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!