Di balik dinding waktu yang tak bertepi,
Aku berdiri, terikat dalam kebosanan tak terperi.
Hari-hari berlalu, satu demi satu,
Tak ada perubahan, tak ada hal baru.
Jenuh menyelimuti, meresap ke dalam jiwa,
Membungkus hati dengan kabut duka.
Rutinitas yang monoton, seperti rantai besi,
Mengikat langkah, memenjarakan diri.
Di pagi yang sama, dengan harapan yang pudar,
Aku terjaga, namun semangat tak berkobar.
Kopi yang dulu hangat, kini terasa hambar,
Seperti hidupku yang kian samar.
Langit biru yang dulu menginspirasi,
Kini terasa kelabu, tanpa arti.
Burung-burung berkicau, tapi tak terdengar,
Hanya kesunyian yang memeluk tegar.
Setiap detik yang berlalu, membawa keletihan,
Meninggalkan jejak, rasa bosan tanpa kepastian.
Tak ada gairah, tak ada hasrat,
Hanya kehampaan, seperti padang gersang yang terhampar.
Aku berjalan di antara bayangan dan mimpi,
Mencari makna, mencari jati diri.
Namun, semua tampak sia-sia,
Karena jenuh telah merenggut asa.
Oh, bagaimana aku bisa melawan?
Mengusir jenuh yang begitu menawan.
Mungkin aku butuh udara baru,
Tempat di mana aku bisa merasa sesuatu.
Namun, di balik semua keputusasaan ini,
Aku tahu, ada harapan yang tersembunyi.
Di ujung terowongan yang gelap,
Cahaya kecil yang masih tetap nyala.
Aku harus percaya, harus berani bermimpi,
Bahwa jenuh ini hanya sementara, bukan akhir dari segalanya.
Dengan langkah perlahan, aku akan keluar,
Dari belenggu jenuh yang membakar.
Karena di balik setiap kebosanan,
Ada peluang untuk menemukan kebahagiaan.
Dalam setiap keletihan yang menyakitkan,
Ada kekuatan untuk bangkit dan bertahan.
Jenuh, oh jenuh, kau bukan musuh abadi,
Hanya pengingat, bahwa hidup tak selalu rapi.
Aku akan melangkah, walau terseok-seok,
Menuju hari di mana jenuh tak lagi mengusik.
Kuberjalan menyusuri jalan nan sepi
Kutinggalkan kepenatan
Ya, kepenatan yang sering kali hinggap
Tanpa terasa
Membuatku serasa jenuh
Kududuk menatap tumpukan buku
Kulelah seharian
Mengelus tugas dalam buku
Kejenuhan ya kejenuhan sering kali menghinggapiku
Tanpa kusadar menjadikanku malasÂ
Namun, kejenuhan harus kulawan
Dengan kutinggalkan beban sesaat dan bebaskan pikiran
Jenuh pergilah engkau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H