Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Rakyat

27 Juli 2024   18:56 Diperbarui: 27 Juli 2024   18:58 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik gedung parlemen megah,

Suara rakyat menggaung nyaris tak terdengar,

Tertelan oleh debat tak berujung,

Yang sering kali tak memihak pada mereka.

 

Petani di ladang,

Buruh di pabrik,

Pedagang kecil di pasar,

Semua menanti janji yang tak kunjung nyata.

 

Mereka bekerja keras,

Namun hasilnya direnggut tanpa ampun,

Keringat mereka menjadi saksi,

Bahwa keadilan adalah kata tanpa makna.

 

Mari kita bangkit bersama,

Menyuarakan apa yang seharusnya menjadi hak,

Agar suara rakyat yang tersembunyi,

Menjadi teriakan yang tak bisa diabaikan.

Di bawah langit biru, tanah airku terbentang luas,  

Merah putih berkibar, simbol harapan dan asa tak pernah pupus.  

Di setiap sudut desa dan kota, suara-suara menggema,  

Suara rakyat jelata, menyuarakan cita dan cinta.

Dari ladang hijau hingga hiruk pikuk kota besar,  

Ada suara yang tersamar, kadang lantang, kadang berbisik samar.  

Itulah suara rakyat, suara yang tak pernah lelah,  

Meski kadang terabaikan, mereka tetap bersuara dengan tabah.

Mereka yang bekerja di bawah terik matahari,  

Dengan tangan penuh keringat, tetap berdiri teguh dan berani.  

Petani, buruh, nelayan, dan pedagang kaki lima,  

Semua menyuarakan harapan, dalam setiap langkah mereka.

Suara rakyat adalah suara kehidupan,  

Suara yang menuntut keadilan dan kebebasan.  

Dalam setiap sorakan dan tawa,  

Ada doa yang dipanjatkan untuk masa depan yang lebih cerah.

Suara itu terdengar di pasar, di sekolah,  

Di pabrik-pabrik, dan di jalanan yang riuh rendah.  

Suara yang berharap perubahan,  

Suara yang merindukan kebijaksanaan pemimpin di masa depan.

Namun kadang suara itu teredam oleh hiruk pikuk politik,  

Oleh janji-janji manis yang sering tak berdampak baik.  

Rakyat berharap pada pemimpin yang tulus,  

Yang mau mendengar dan berjuang tanpa pamrih yang mulus.

Suara rakyat adalah suara kebenaran,  

Suara yang tulus dari hati, tanpa kepalsuan.  

Mereka bicara tentang kesejahteraan,  

Tentang pendidikan, kesehatan, dan keadilan.

Dalam setiap suara yang terucap,  

Tersimpan harapan dan impian yang menguap.  

Tentang masa depan yang lebih baik,  

Tentang negeri yang adil, makmur, dan tak lagi pelik.

Suara rakyat adalah suara perjuangan,  

Suara yang pantang menyerah meski penuh rintangan.  

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa,  

Yang mengisi hari-hari dengan kerja keras dan doa.

Dengarlah suara rakyat, wahai para pemimpin,  

Jangan abaikan mereka yang telah memilih dan percaya.  

Jadilah pelita di tengah kegelapan,  

Jadilah harapan di tengah ketidakpastian.

Suara rakyat adalah suara kita semua,  

Suara yang merindukan cinta dan asa.  

Mari kita jaga dan dengar dengan sepenuh hati,  

Karena suara mereka adalah suara nurani.

Di bawah langit biru, tanah airku terus bermimpi,  

Tentang masa depan yang cerah dan penuh arti.  

Dengan suara rakyat yang tak pernah padam,  

Indonesia akan terus melangkah dalam kebersamaan yang penuh kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun