Suara rakyat jelata, menyuarakan cita dan cinta.
Dari ladang hijau hingga hiruk pikuk kota besar, Â
Ada suara yang tersamar, kadang lantang, kadang berbisik samar. Â
Itulah suara rakyat, suara yang tak pernah lelah, Â
Meski kadang terabaikan, mereka tetap bersuara dengan tabah.
Mereka yang bekerja di bawah terik matahari, Â
Dengan tangan penuh keringat, tetap berdiri teguh dan berani. Â
Petani, buruh, nelayan, dan pedagang kaki lima, Â
Semua menyuarakan harapan, dalam setiap langkah mereka.
Suara rakyat adalah suara kehidupan, Â
Suara yang menuntut keadilan dan kebebasan. Â