Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lintasan Waktu

20 Juli 2024   13:21 Diperbarui: 20 Juli 2024   13:34 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepian senja yang perlahan redup,  

kuintip kenangan lewat celah waktu,  

kilasan masa lalu datang berdesir,  

menyentuh hatiku yang mulai layu.

Di jalan berkerikil dan berbatu,  

langkah-langkah kecil membekas jelas,  

setiap jejak adalah pelajaran,  

tentang cinta, harapan, dan luka.

Hari-hari yang berlari cepat,  

membawa cerita tanpa jeda,  

kekasih yang pernah singgah sebentar,  

meninggalkan rindu yang tak berbalas.

Di taman bunga kenangan kita,  

tercium aroma manis nostalgia,  

tawa dan tangis bersatu padu,  

melukis riwayat dalam palung jiwa.

Waktu, oh waktu yang tak pernah diam,  

kau bawa aku melintasi ruang,  

dari masa ke masa tanpa henti,  

menuntunku mencari arti hidup ini.

Di balik jendela masa depan,  

terlihat harapan yang masih tersisa,  

meski rapuh dan kadang pudar,  

namun tetap menyala di ufuk sana.

Aku berdiri di batas waktu,  

antara kenangan dan impian,  

menatap jauh ke depan,  

sambil menggenggam erat pelajaran.

Setiap detik yang terus bergulir,  

adalah bagian dari perjalanan,  

di lintasan waktu yang tak bertepi,  

kujalani dengan tabah dan syukur.

Waktu, oh waktu yang setia,  

kaulah saksi bisu dari segalanya,  

mengajarkanku tentang makna hidup,  

dalam setiap hembusan napas dan detak.

Kini, di persimpangan takdir,  

aku menghadapmu dengan senyuman,  

terima kasih untuk segala cerita,  

yang kau ukir dalam lintasan waktu.

Dalam dekapanmu yang abadi,  

kutemukan makna keberadaan,  

bahwa setiap detik adalah anugerah,  

yang harus kusyukuri dengan sepenuh hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun