Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tangis di Pojok Kota

11 Juli 2024   11:56 Diperbarui: 11 Juli 2024   12:03 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.metrosumsel.com/kesenjangan-sosial-di-indonesia/

Di pojok kota yang sepi, tersembunyi dalam bayang-bayang,  

Terdengar tangis lirih di antara gemerlap dan bising,  

Di sana, di sudut yang terlupakan,  

Cerita kesedihan terukir di setiap jengkal jalan.

Anak kecil dengan mata yang hampa,  

Bergelayut di balik dinding yang penuh coretan,  

Dalam tangisnya ada rindu pada kehangatan,  

Pada pelukan ibu yang kini hanya bayangan.

Di pojok kota yang hiruk-pikuk,  

Tersimpan rasa sakit yang tak terucapkan,  

Duka yang terpendam dalam diam,  

Mencari jalan keluar di antara gedung-gedung tinggi.

Sosok tua dengan punggung yang bungkuk,  

Menyapu jalan dengan tangan yang lelah,  

Di setiap sapuannya ada doa yang terlantun,  

Agar hari esok tak seberat hari ini.

Wanita muda duduk di trotoar yang keras,  

Menatap kosong ke arah yang jauh,  

Dalam tangisnya ada cerita yang tak pernah terungkap,  

Tentang mimpi-mimpi yang hancur di tengah kota besar.

Di antara suara klakson dan derap langkah,  

Tangis mereka sering terabaikan,  

Namun di hati mereka, ada nyala api kecil,  

Yang terus menyala meski diterpa angin kencang.

Di pojok kota yang penuh dengan keramaian,  

Tangis mereka adalah nyanyian kesedihan,  

Namun dalam setiap tetes air mata,  

Ada kekuatan yang tak terlihat, yang menantang dunia.

Mereka yang hidup di bayang-bayang kota,  

Adalah pahlawan tanpa nama yang berjuang dalam senyap,  

Dalam kesedihan ada keberanian yang tak terbantahkan,  

Menghadapi hari dengan keteguhan hati yang luar biasa.

Di pojok kota, tangis adalah bagian dari kehidupan,  

Namun di balik setiap tangis ada harapan yang tersembunyi,  

Bahwa suatu hari nanti, keadilan akan datang,  

Dan membawa senyum di wajah yang kini tertutup duka.

Di tengah keramaian yang sering melupakan,  

Mereka tetap berdiri, tak tergoyahkan,  

Dengan hati yang penuh luka namun kuat,  

Mereka melangkah maju, meski perlahan.

Tangis di pojok kota, adalah suara yang harus didengar,  

Adalah panggilan untuk kita yang mampu,  

Untuk berbagi kasih dan perhatian,  

Agar dunia ini menjadi tempat yang lebih adil dan manusiawi.

Tangis di pojok kota, adalah cerminan dari ketidakadilan,  

Namun juga cerminan dari keberanian yang luar biasa,  

Karena meski dalam kesulitan yang menghimpit,  

Mereka tetap bermimpi, tetap berjuang,  

Dan percaya bahwa esok akan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun