Di pojok kota yang sepi, tersembunyi dalam bayang-bayang, Â
Terdengar tangis lirih di antara gemerlap dan bising, Â
Di sana, di sudut yang terlupakan, Â
Cerita kesedihan terukir di setiap jengkal jalan.
Anak kecil dengan mata yang hampa, Â
Bergelayut di balik dinding yang penuh coretan, Â
Dalam tangisnya ada rindu pada kehangatan, Â
Pada pelukan ibu yang kini hanya bayangan.
Di pojok kota yang hiruk-pikuk, Â
Tersimpan rasa sakit yang tak terucapkan, Â
Duka yang terpendam dalam diam, Â
Mencari jalan keluar di antara gedung-gedung tinggi.
Sosok tua dengan punggung yang bungkuk, Â
Menyapu jalan dengan tangan yang lelah, Â
Di setiap sapuannya ada doa yang terlantun, Â
Agar hari esok tak seberat hari ini.
Wanita muda duduk di trotoar yang keras, Â
Menatap kosong ke arah yang jauh, Â
Dalam tangisnya ada cerita yang tak pernah terungkap, Â
Tentang mimpi-mimpi yang hancur di tengah kota besar.
Di antara suara klakson dan derap langkah, Â
Tangis mereka sering terabaikan, Â
Namun di hati mereka, ada nyala api kecil, Â
Yang terus menyala meski diterpa angin kencang.
Di pojok kota yang penuh dengan keramaian, Â
Tangis mereka adalah nyanyian kesedihan, Â
Namun dalam setiap tetes air mata, Â
Ada kekuatan yang tak terlihat, yang menantang dunia.
Mereka yang hidup di bayang-bayang kota, Â
Adalah pahlawan tanpa nama yang berjuang dalam senyap, Â
Dalam kesedihan ada keberanian yang tak terbantahkan, Â
Menghadapi hari dengan keteguhan hati yang luar biasa.
Di pojok kota, tangis adalah bagian dari kehidupan, Â
Namun di balik setiap tangis ada harapan yang tersembunyi, Â
Bahwa suatu hari nanti, keadilan akan datang, Â
Dan membawa senyum di wajah yang kini tertutup duka.
Di tengah keramaian yang sering melupakan, Â
Mereka tetap berdiri, tak tergoyahkan, Â
Dengan hati yang penuh luka namun kuat, Â
Mereka melangkah maju, meski perlahan.
Tangis di pojok kota, adalah suara yang harus didengar, Â
Adalah panggilan untuk kita yang mampu, Â
Untuk berbagi kasih dan perhatian, Â
Agar dunia ini menjadi tempat yang lebih adil dan manusiawi.
Tangis di pojok kota, adalah cerminan dari ketidakadilan, Â
Namun juga cerminan dari keberanian yang luar biasa, Â
Karena meski dalam kesulitan yang menghimpit, Â
Mereka tetap bermimpi, tetap berjuang, Â
Dan percaya bahwa esok akan lebih baik.