Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hipotesis Pemilu 1987: Penggunaan Sistem Pemilu Campuran

10 Juli 2024   03:45 Diperbarui: 10 Juli 2024   05:23 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi/Harian Suara Merdeka Edisi 6 Januari 1987

Hipotesis perolehan suara dan kursi Golkar, PPP, dan PDI dalam Pemilu 1987 jika menggunakan sistem pemilu campuran menunjukkan bahwa Golkar akan tetap dominan dengan sekitar 350-400 kursi, PPP dengan sekitar 70-90 kursi, dan PDI dengan sekitar 37-47 kursi. 

Sistem pemilu campuran dapat membawa keseimbangan yang lebih baik dalam representasi politik di DPR dan meningkatkan keterwakilan daerah. Namun, implementasi sistem ini juga membutuhkan penyesuaian dan kesiapan dari partai-partai serta pemilih di Indonesia.

Perubahan sistem pemilu selalu membawa dampak yang signifikan terhadap dinamika politik suatu negara. Dengan mempertimbangkan hipotesis ini, kita dapat lebih memahami bagaimana sistem pemilu yang berbeda dapat mempengaruhi hasil politik dan representasi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun