Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bila PDI dan PPP Berkoalisi di Pemilu 1997

9 Juli 2024   04:17 Diperbarui: 9 Juli 2024   04:38 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

## Hipotesis Bila PDI-Soerjadi dan PPP Berkoalisi di Pemilu 1997 Mengalahkan Golkar

Pemilihan Umum 1997 di Indonesia berlangsung dalam suasana politik yang sangat terkendali di bawah pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Dalam pemilu tersebut, tiga partai politik yang berpartisipasi adalah Golkar, Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Golkar, sebagai kendaraan politik utama Orde Baru, selalu mendominasi setiap pemilu sejak 1971. Namun, ada satu skenario menarik yang layak dipertimbangkan: bagaimana jika PDI-Soerjadi dan PPP berkoalisi? Apakah mereka dapat mengalahkan Golkar? Artikel ini akan mengulas hipotesis tersebut dengan analisis mendalam.

### Konteks Sejarah

Pada Pemilu 1997, Golkar berhasil memenangkan mayoritas besar, memperoleh sekitar 74% suara. Sementara itu, PPP memperoleh sekitar 22% suara dan PDI hanya 3%. PDI pada saat itu mengalami perpecahan internal yang signifikan, dengan munculnya dua faksi utama: PDI-Soerjadi yang diakui pemerintah dan PDI-Megawati yang menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Soeharto. Kondisi ini melemahkan daya tawar PDI di mata pemilih dan mengurangi kekuatannya sebagai oposisi.

PPP, sebagai satu-satunya partai Islam yang tersisa setelah fusi partai-partai Islam pada 1973, memiliki basis pemilih yang solid di kalangan umat Islam tradisional. Namun, seperti PDI, mereka menghadapi tekanan besar dari pemerintah yang berupaya menjaga dominasi Golkar.

### Potensi Koalisi PDI-Soerjadi dan PPP

Membayangkan koalisi antara PDI-Soerjadi dan PPP pada Pemilu 1997 adalah suatu eksperimentasi politik yang menarik. Jika kedua partai ini berhasil membangun aliansi strategis, beberapa faktor penting perlu dipertimbangkan:

1. **Kekuatan Basis Massa**: Koalisi ini berpotensi untuk menggabungkan basis massa dari kedua partai. PPP dengan basis Islamnya dan PDI dengan basis nasionalisnya bisa menciptakan sinergi yang kuat. Dalam teori politik, koalisi yang menggabungkan segmen-segmen masyarakat yang berbeda dapat memperluas daya tarik dan meningkatkan dukungan suara.

2. **Perlawanan Terhadap Golkar**: Dengan terbentuknya koalisi, perlawanan terhadap Golkar akan menjadi lebih terorganisir. Koalisi ini bisa memberikan pilihan yang lebih kuat dan terstruktur bagi mereka yang tidak puas dengan dominasi Golkar. Dengan strategi kampanye yang efektif, mereka bisa meraih simpati pemilih yang merasa butuh perubahan.

3. **Mobilisasi Pemilih**: Koalisi PDI-Soerjadi dan PPP bisa memanfaatkan jaringan akar rumput mereka untuk mobilisasi pemilih yang lebih efisien. Mereka bisa menggunakan simbol-simbol nasionalisme dan Islam untuk menarik pemilih dari berbagai latar belakang.

### Tantangan Koalisi

Namun, membangun dan mempertahankan koalisi ini tidak akan mudah. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi:

1. **Perbedaan Ideologi**: Meskipun kedua partai memiliki tujuan bersama untuk mengalahkan Golkar, perbedaan ideologi yang mendasar bisa menjadi hambatan. PPP yang berbasis Islam mungkin memiliki pandangan yang berbeda dengan PDI yang lebih sekuler dalam beberapa isu kebijakan.

2. **Tekanan Pemerintah**: Pemerintah Orde Baru tentu tidak akan tinggal diam melihat ancaman terhadap dominasi Golkar. Tekanan politik, intimidasi, dan bahkan tindakan represif bisa digunakan untuk melemahkan koalisi ini. Apalagi Kala Itu Belum Mengenal Istilah Koalisi Bahkan Kalaupun Terjadi Bisa Dilarang.

3. **Soliditas Internal**: PDI sendiri mengalami perpecahan internal yang serius. Menjaga soliditas internal dalam koalisi akan menjadi tantangan tersendiri. Kepemimpinan yang kuat dan strategi yang jelas sangat diperlukan untuk mengatasi potensi konflik internal.

BERAPA PEROLEHAN SUARA DAN PEROLEHAN KURSI PDI-PPP JIKA BERKOALISI DAN MEMENANGKAN PEMILU 1997?

Untuk menghitung perolehan suara dan kursi jika PDI dan PPP berkoalisi pada Pemilu 1997 dan berhasil mengalahkan Golkar, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor. Perhitungan ini akan bersifat hipotetis dan berbasis pada data perolehan suara dan kursi dari Pemilu 1997 yang sebenarnya. Berikut ini adalah analisis perolehan suara dan kursi jika koalisi PDI-Soerjadi dan PPP terjadi dan berhasil mengalahkan Golkar:

### Perolehan Suara

Pada Pemilu 1997, hasil suara adalah sebagai berikut:

- **Golkar**: 74.51%

- **PPP**: 22.43%

- **PDI**: 3.06%

Jika PDI dan PPP berkoalisi, kita bisa menjumlahkan perolehan suara mereka:

- **Koalisi PDI-Soerjadi dan PPP**: 22.43% + 3.06% = 25.49%

Namun, angka 25.49% masih jauh di bawah perolehan suara Golkar. Untuk mengalahkan Golkar, koalisi ini harus bisa menarik pemilih yang abstain atau yang golput, serta menggerus suara Golkar. Misalkan dengan kampanye yang efektif, koalisi ini berhasil menarik tambahan suara sebesar 20% dari pemilih golput atau dari pemilih Golkar, kita bisa mendapatkan perolehan suara yang lebih kompetitif.

Misalkan tambahan suara tersebut adalah 20%, maka:

- **Total suara koalisi**: 25.49% + 20% = 45.49%

Dalam skenario ini, kita asumsikan Golkar turun menjadi sekitar 40% karena sebagian suara mereka berpindah ke koalisi PDI-PPP.

### Perolehan Kursi

Perolehan kursi dalam DPR RI pada Pemilu 1997 adalah sebagai berikut:

- **Golkar**: 325 kursi

- **PPP**: 89 kursi

- **PDI**: 11 kursi

Dengan asumsi sistem pembagian kursi yang proporsional, kita bisa menghitung perkiraan perolehan kursi jika koalisi PDI-Soerjadi dan PPP berhasil mengumpulkan 45.49% suara:

Jumlah kursi yang tersedia adalah 500 kursi. Maka, dengan 45.49% suara, koalisi ini diperkirakan bisa mendapatkan:

- **Koalisi PDI-PPP**: 45.49% dari 500 kursi = 227 kursi

Jika Golkar turun menjadi 40% suara, maka perolehan kursi mereka adalah:

- **Golkar**: 40% dari 500 kursi = 200 kursi

Sisanya akan dibagi antara partai-partai kecil atau independen, namun kita fokus pada perbandingan antara Golkar dan koalisi PDI-PPP.

### Dampak Potensial

Jika koalisi PDI-Soerjadi dan PPP berhasil mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dampak potensialnya bisa sangat signifikan. Penggabungan suara dari kedua partai ini bisa mencapai angka yang cukup untuk menyaingi Golkar. Berdasarkan hasil Pemilu 1997, jika kita menggabungkan perolehan suara PPP (22%) dan PDI (3%), total suara mereka bisa mencapai sekitar 25%. Meskipun ini masih di bawah perolehan Golkar, dengan strategi kampanye yang kuat dan mobilisasi pemilih yang lebih efektif, koalisi ini mungkin bisa menarik suara tambahan dari pemilih yang tidak puas dengan Golkar atau yang golput.

### Kesimpulan

Hipotesis bahwa PDI-Soerjadi dan PPP berkoalisi pada Pemilu 1997 dapat mengalahkan Golkar merupakan skenario yang penuh tantangan tetapi juga berpotensi besar. Dalam konteks politik Orde Baru yang sangat terkontrol, upaya semacam ini memerlukan perencanaan yang matang, solidaritas internal yang kuat, dan keberanian untuk menghadapi tekanan dari pemerintah. Meskipun peluang keberhasilan tidak bisa dipastikan, potensi dampaknya terhadap peta politik Indonesia saat itu tentu sangat signifikan. Koalisi ini, jika berhasil, bisa menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju demokratisasi di Indonesia.

Pada akhirnya, analisis ini menunjukkan bahwa dalam politik, aliansi strategis dan solidaritas di antara kekuatan oposisi dapat menjadi kunci untuk menghadapi dominasi politik yang otoriter. Skenario seperti ini juga mengajarkan pentingnya menjaga kesatuan dan mengatasi perbedaan untuk mencapai tujuan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun