Di balik gemerlap lampu neon,
Tersembunyi kisah yang tak terucap,
Dinding-dinding kota menyimpan rahasia,
Tentang mimpi yang terhimpit kenyataan.
Dinding-dinding ini penuh coretan,
Jeritan hati yang tak terdengar,
Di tiap retak dan lumut yang tumbuh,
Ada harapan yang perlahan memudar.
Gedung-gedung tinggi menjulang angkuh,
Membayang-bayangi rumah-rumah kumuh,
Di jalanan yang penuh hiruk-pikuk,
Orang-orang berlalu dalam bisu.
Anak-anak bermain di lorong sempit,
Di mana tawa mereka terbungkam asap,
Polusi mengepung setiap nafas,
Menyisakan paru-paru yang tercekik.
Pedagang kaki lima berjuang hidup,
Menembus panas dan hujan yang berganti,
Dalam setiap teriakan dan tawar-menawar,
Ada doa untuk sekedar bertahan hari ini.
Orang-orang tidur di bawah kolong jembatan,
Dengan selimut malam yang dingin,
Mimpi-mimpi mereka terenggut,
Oleh kerasnya kehidupan jalanan.
Politisi berjanji dalam gedung megah,
Namun janji itu hanyut dalam kemewahan,
Suara rakyat tenggelam dalam keramaian,
Tertelan oleh sorak-sorai pesta.
Dinding-dinding kota ini adalah saksi,
Akan ketidakadilan yang merajalela,
Mereka bisu namun berbicara,
Dalam bahasa kesunyian yang menyentuh hati.
Di balik setiap grafiti dan mural,
Ada cerita yang menunggu didengar,
Tentang manusia yang mencari keadilan,
Di tengah kota yang tak pernah tidur.