Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hipotesis Perolehan Suara dan Kursi PPP-Golkar-PDI di Pemilu 1997 jika Menggunakan Sistem Distrik

26 Juni 2024   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2024   04:20 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.id/baca/foto/2023/12/15/arsip-foto-kompas-pemilu-era-orde-baru-fusi-partai-dan-dominasi-golkar

### Pemilu 1997: Latar Belakang dan Hasil

Pemilu 1997 diadakan di tengah-tengah periode Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada pemilu ini, Golkar mendominasi dengan memenangkan mayoritas kursi, sementara PPP dan PDI menjadi partai oposisi yang jauh lebih kecil. Berikut adalah hasil perolehan suara nasional:

- **Golkar**: 74,51%

- **PPP**: 22,43%

- **PDI**: 3,06%

Dalam sistem proporsional tertutup, distribusi kursi di parlemen berdasarkan perolehan suara tersebut. Namun, bagaimana jika pemilu tersebut menggunakan sistem distrik?

### Hipotesis Perolehan Kursi dalam Sistem Distrik

Untuk menghipotesiskan perolehan suara dan kursi PPP, Golkar, dan PDI dalam sistem distrik, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor:

1. **Distribusi geografis basis dukungan**: Golkar memiliki dukungan kuat di banyak daerah pedesaan dan perkotaan.

2. **Kekuatan kandidat individu**: Dalam sistem distrik, kandidat yang populer di daerahnya dapat lebih mudah terpilih.

3. **Peran pemerintah dan administrasi daerah**: Pada masa Orde Baru, dukungan terhadap Golkar seringkali didorong oleh aparat pemerintah di daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun