Pada hamparan aspal yang tak pernah sepi,
Di tengah deru mesin dan kebisingan tak bertepi,
Terselip suara-suara yang tak pernah henti,
Rintihan jalanan, cerita sepi yang tersembunyi.
Lampu merah yang selalu memberi jeda,
Kepada roda-roda yang lelah berputar tanpa tanya,
Namun di balik kaca mobil yang terjaga,
Ada mata-mata yang menatap tanpa daya.
Rintihan jalanan itu bukan hanya deru mesin,
Bukan sekadar klakson yang memekik melintasi angin,
Itu adalah tangis yang terbungkam dalam diam,
Dari jiwa-jiwa yang hilang dalam keriuhan malam.
Ada seorang tua dengan karung di punggung,
Mengais harapan di antara puing-puing,
Mencari sisa hidup dari yang terbuang,
Di tengah hiruk-pikuk yang terus bergeming.
Di sudut lain, seorang ibu menggandeng anak,
Dengan tangan yang penuh perjuangan, tak pernah menyerah,
Menyusuri trotoar yang keras dan kasar,
Mengajarkan tentang harapan di tengah gelapnya sabar.
Anak-anak kecil yang berlari tanpa alas,
Di atas aspal yang panas, penuh dengan bekas,
Mereka tak punya tempat untuk berlindung,
Hanya ada langit luas yang menjadi payung.
Rintihan jalanan itu adalah nyanyian sunyi,
Dari mereka yang terpinggirkan, tak punya arti,
Di tengah gedung-gedung yang menjulang tinggi,
Di bawah gemerlap kota yang terus bersemi.
Lampu kota yang berkilauan di malam hari,
Tak mampu menyembunyikan rintihan yang terus bernyanyi,
Jalanan yang sesak oleh manusia dan angan,
Menyimpan cerita pahit yang tak pernah terungkapkan.
Di trotoar yang padat dan penuh dengan debu,
Ada jiwa-jiwa yang lelah tanpa henti melaju,
Mereka adalah bayang-bayang yang terabaikan,
Dalam arus kehidupan yang tak pernah melamban.
Oh, jalanan yang penuh rintihan pilu,
Mengapa nasib mereka selalu begitu?
Dalam putaran waktu yang terus berlalu,
Tak adakah harapan yang bisa mereka tuju?
Rintihan jalanan adalah panggilan,
Untuk kita yang hidup dalam kenyamanan,
Mengingatkan kita akan sisi gelap peradaban,
Tentang kemanusiaan yang sering terlupakan.
Rintihan jalanan, simfoni kehidupan,
Menyuarakan luka di balik keramaian,
Semoga ada cahaya di ujung perjalanan,
Untuk mereka yang terlupakan dalam peradaban.