Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bagaimana Marhaenisme Mengolah Ketenagalistrikan?

21 Juni 2024   15:57 Diperbarui: 21 Juni 2024   15:59 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. **Liberalisasi Sektor Ketenagalistrikan**

   UU ini membuka peluang bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalam penyediaan tenaga listrik. Dari sudut pandang Marhaenisme, liberalisasi ini dikhawatirkan dapat mengurangi kedaulatan energi nasional. Keterlibatan swasta, terutama perusahaan asing, bisa menggeser kontrol strategis sektor ketenagalistrikan dari tangan negara ke pasar bebas. Ini berpotensi menimbulkan ketergantungan dan mengurangi kemampuan negara untuk memastikan tarif listrik yang adil dan terjangkau.

2. **Ketidakadilan Tarif Listrik**

   Meskipun UU mengatur tarif listrik harus berdasarkan prinsip keadilan, kenyataannya, banyak masyarakat kecil yang masih menghadapi tarif listrik yang tidak terjangkau. Subsidi listrik yang diberikan pemerintah sering kali tidak cukup untuk meringankan beban masyarakat miskin. Selain itu, skema tarif berjenjang yang diterapkan lebih menguntungkan konsumen besar, seperti industri dan bisnis, ketimbang rumah tangga kecil.

3. **Kurangnya Pemberdayaan Lokal**

   Implementasi UU ini sering kali tidak melibatkan masyarakat lokal secara optimal dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Proyek-proyek besar sering kali dikerjakan oleh kontraktor besar dari luar daerah, bahkan luar negeri, yang minim melibatkan tenaga kerja lokal. Akibatnya, manfaat ekonomi dari pembangunan ini tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekitar.

4. **Dampak Lingkungan**

   Pembangunan infrastruktur listrik, terutama PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang menggunakan batu bara, sering kali mengabaikan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat. Ini bertentangan dengan prinsip Marhaenisme yang mengedepankan kesejahteraan rakyat kecil, termasuk dalam aspek lingkungan hidup yang sehat.

**Alternatif Pengelolaan Ketenagalistrikan Berdasarkan Marhaenisme**

Sebagai solusi, Marhaenisme menawarkan beberapa pendekatan alternatif dalam pengelolaan ketenagalistrikan:

1. **Penguatan Peran Negara**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun