Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Usung Soekarnoisme, Berapa Perolehan Suara dan Kursi PDI di Pemilu 1997?

21 Juni 2024   05:04 Diperbarui: 21 Juni 2024   05:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

## Jika Usung Soekarnoisme, Berapa Perolehan Suara dan Kursi PDI di Pemilu 1997? (Skenario Hipotesis)

Pemilu 1997 di Indonesia adalah salah satu pemilu yang sarat dengan kontroversi dan dinamika politik yang tinggi. Salah satu partai yang mengalami perubahan signifikan adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI), yang saat itu dipimpin oleh Soerjadi. Artikel ini akan mengeksplorasi skenario hipotesis di mana PDI di bawah kepemimpinan Soerjadi mengusung ideologi Soekarnoisme dan dampaknya terhadap perolehan suara dan kursi di Pemilu 1997.

### Latar Belakang PDI dan Soekarnoisme

Soekarnoisme adalah ideologi politik yang berakar dari ajaran dan pemikiran Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Ideologi ini menekankan Sosio-nasionalisme, Sosio-Demokrasi , dan internasionalisme. Pada era Orde Baru, Soekarnoisme mengalami represi karena dianggap bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang otoriter dan pro-kapitalisme.

PDI, sebagai salah satu partai yang mewarisi semangat perjuangan kemerdekaan, memiliki kedekatan historis dengan ajaran Soekarno. Namun, pada Pemilu 1997, PDI mengalami perpecahan internal dan kepemimpinan Soerjadi dianggap kurang mampu membawa semangat Soekarnoisme secara penuh. Hal ini mengakibatkan perolehan suara yang kurang maksimal.

### Skenario Hipotesis: PDI Mengusung Soekarnoisme

Dalam skenario ini, kita membayangkan bahwa PDI di bawah Soerjadi secara tegas mengusung Soekarnoisme sebagai platform ideologinya. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:

1. **Resonansi Ideologi**: Soekarnoisme memiliki daya tarik yang kuat di kalangan rakyat Indonesia, terutama mereka yang merindukan kembalinya semangat kebangsaan yang kuat dan pemerintahan yang lebih pro-rakyat.

2. **Dukungan Massa**: Dengan mengusung Soekarnoisme, PDI dapat menarik dukungan dari berbagai kelompok masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan Orde Baru.

3. **Reaksi Pemerintah**: Pemerintah Orde Baru yang otoriter kemungkinan besar akan meningkatkan tekanan terhadap PDI, termasuk melalui kampanye hitam dan intimidasi.

### Perolehan Suara dan Kursi

Untuk memperkirakan perolehan suara dan kursi PDI dalam skenario ini, kita perlu melihat beberapa aspek:

1. **Popularitas Soekarnoisme**: Pada masa itu, Soekarnoisme tetap memiliki daya tarik yang kuat. Jika PDI mampu mengkapitalisasi nostalgia ini, mereka bisa menarik tambahan 5-10% suara dari massa yang sebelumnya apatis atau mendukung partai lain.

   

2. **Mobilisasi Basis Massa**: Dengan platform yang jelas dan resonansi ideologis yang kuat, PDI mungkin dapat memobilisasi basis massa yang lebih luas dan beragam, termasuk generasi muda dan kaum intelektual yang menginginkan perubahan.

3. **Tekanan dan Manipulasi Pemilu**: Perlu diingat bahwa Pemilu 1997 tidak lepas dari manipulasi dan tekanan politik. Kendati PDI mungkin akan mendapatkan dukungan lebih besar, hasil akhirnya tetap mungkin terdistorsi oleh praktik curang.

#### Proyeksi Hipotesis

Dengan asumsi bahwa Soekarnoisme membawa peningkatan dukungan, kita dapat memperkirakan peningkatan suara dan kursi PDI sebagai berikut:

- **Pemilu 1997 Hasil Nyata**: PDI memperoleh sekitar 3,06% suara dengan 11 kursi di DPR.

- **Pemilu 1997 Skenario Soekarnoisme**: Dengan tambahan 5-10% suara karena dukungan Soekarnoisme, PDI mungkin bisa mendapatkan 8-13% suara. Ini bisa diterjemahkan menjadi sekitar 30-45 kursi di DPR, tergantung distribusi suara dan sistem perhitungan kursi yang berlaku.

### Kesimpulan

Dalam skenario hipotesis ini, mengusung Soekarnoisme dapat memberikan dampak positif signifikan terhadap perolehan suara dan kursi PDI di Pemilu 1997. Meskipun demikian, hasil akhirnya tetap bergantung pada berbagai faktor eksternal, termasuk manipulasi oleh pemerintah Orde Baru. Hipotesis ini menunjukkan bahwa ideologi yang kuat dan sesuai dengan aspirasi rakyat bisa menjadi faktor kunci dalam meningkatkan dukungan politik, meskipun dalam konteks yang sangat tertekan dan tidak bebas.

Artikel ini tidak hanya mengeksplorasi kemungkinan sejarah alternatif tetapi juga menyoroti pentingnya ideologi dan kepemimpinan yang kuat dalam politik, yang relevan tidak hanya untuk masa lalu tetapi juga untuk situasi politik masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun