1. **Perolehan Suara Individual**: Diasumsikan bahwa distribusi suara untuk kandidat dalam setiap partai akan proporsional terhadap popularitas masing-masing kandidat.
2. **Distribusi Geografis**: Distribusi suara di seluruh daerah pemilihan (dapil) tetap konstan, mengingat data yang tersedia tidak menguraikan distribusi suara pada tingkat yang lebih granular.
3. **Tingkat Partisipasi Pemilih**: Diasumsikan tidak ada perubahan signifikan dalam tingkat partisipasi pemilih karena perubahan sistem pemilihan.
### Hipotesis
Dengan memperkenalkan sistem proporsional terbuka, kita berhipotesis bahwa:
1. **PPP dan PDI akan memperoleh suara yang lebih signifikan**: Dengan sistem terbuka, kandidat dari PPP dan PDI yang mungkin lebih dikenal dan disukai di tingkat lokal akan mendapatkan suara lebih banyak dibandingkan dengan sistem tertutup, di mana pemilih mungkin merasa suara mereka akan sia-sia jika memilih partai yang bukan Golkar. Â Â
2. **Perolehan suara Golkar akan menurun**: Sistem terbuka akan mengurangi keuntungan struktural yang dimiliki Golkar. Kandidat Golkar harus bersaing lebih langsung dengan kandidat dari partai lain yang mungkin lebih populer di daerah tertentu.
3. **Representasi yang lebih beragam**: Sistem proporsional terbuka akan menghasilkan representasi yang lebih beragam di parlemen, dengan lebih banyak kandidat dari PPP dan PDI yang terpilih berdasarkan popularitas individu.
### Proyeksi Perolehan Suara
Berdasarkan hasil resmi Pemilu 1997 dan asumsi di atas, berikut adalah proyeksi kasar perolehan suara dan kursi untuk masing-masing partai dengan sistem proporsional terbuka:
#### Golkar