Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekali Lagi Tentang Pemilu 1999: Skenario Hipotesis PDI-Budi Hardjono

20 Juni 2024   20:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   20:10 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan PDI Pemilu 1999/Koleksi Pribadi

Pada akhir 1990-an, Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah, yang menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi neoliberal yang diterapkan selama Orde Baru. Soekarnoisme, dengan fokus pada kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat, dapat menarik simpati pemilih yang menginginkan alternatif terhadap kebijakan ekonomi yang dianggap pro-kapitalis dan tidak berpihak pada rakyat kecil.

3. **Potensi Aliansi dan Koalisi**

Mengusung Soekarnoisme dapat membuka peluang bagi PDI untuk membangun aliansi dengan kelompok-kelompok politik lain yang juga memiliki pandangan nasionalis-Religius-Kerakyatan melawan Koalisi PDIP-PKB-PAN bahkan Golkar, Partai Pendukung Pemerintahan Habibie Waktu itu. Koalisi semacam ini dapat memperluas basis dukungan dan memperkuat posisi PDI dalam peta politik nasional.

#### Tantangan dan Kendala

1. **Persaingan Internal dan Eksternal**

Mengusung Soekarnoisme juga berarti PDI harus bersaing dengan partai-partai lain yang juga mengklaim warisan Soekarno, terutama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, putri Soekarno, mengingat Mega mendirikan PDI tandingannya sendiri pada 10 Oktober 1998, PDI-PERJUANGAN. Persaingan ini dapat memecah suara dan mengurangi efektivitas strategi Soekarnoisme.

2. **Persepsi Publik dan Media**

Mengembalikan Soekarnoisme ke dalam wacana politik juga menghadapi tantangan dalam hal persepsi publik dan media. Narasi yang terlalu romantis atau nostalgik mungkin tidak efektif dalam konteks politik yang lebih pragmatis dan kompleks pasca-Orde Baru.

3. **Konsistensi dan Implementasi**

Mengusung ideologi tidak hanya sebatas retorika, tetapi juga memerlukan konsistensi dalam kebijakan dan tindakan. PDI di bawah Budi Hardjono harus mampu membuktikan bahwa mereka dapat menerjemahkan nilai-nilai Soekarnoisme ke dalam program-program nyata yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat saat itu.

#### Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun