## BILA PDI-BUDI HARDJONO USUNG SOEKARNOISME DI PEMILU 1999, AKANKAH BISA MENINGKATKAN SUARANYA?: ANALISIS HIPOTESIS
#### Pendahuluan
Pada Pemilu 1999, Indonesia menghadapi salah satu periode paling dinamis dalam sejarah politiknya. Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, pemilihan umum ini menjadi ajang pertama di mana partai-partai politik dapat berkompetisi secara lebih bebas dan demokratis. Di antara berbagai partai yang berlaga, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang saat itu dipimpin oleh Budi Hardjono yang waktu itu Bernomor Urut 32, menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan suara dan pengaruh politiknya. Salah satu strategi potensial yang bisa diadopsi oleh PDI adalah dengan mengusung ideologi Soekarnoisme, yang berakar pada ajaran dan warisan Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Artikel ini akan menganalisis hipotesis apakah dengan mengusung Soekarnoisme, PDI di bawah pimpinan Budi Hardjono bisa meningkatkan suaranya pada Pemilu 1999.
#### Latar Belakang Sejarah dan Politik
Soekarnoisme, sebagai sebuah ideologi, mengandung elemen-elemen seperti nasionalisme, Sosio-Demokrasi (yang menekankan pada kesejahteraan rakyat kecil), dan anti-imperialisme. Soekarnoisme berakar kuat dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dan masa awal kemerdekaan, dengan Soekarno sebagai figur sentral yang berhasil menyatukan berbagai elemen bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme.
PDI, sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesia, memiliki sejarah panjang yang terkait dengan Soekarnoisme. Namun, sepanjang era Orde Baru, PDI mengalami tekanan dan represi, yang berpuncak pada perpecahan internal dan dominasi oleh fraksi yang lebih disukai pemerintah. Setelah reformasi, PDI berusaha untuk membangun kembali basis dukungannya, salah satunya dengan merujuk kembali pada nilai-nilai Soekarnoisme.
#### Analisis Hipotesis
1. **Dukungan Basis Tradisional**
Mengusung Soekarnoisme dapat memperkuat dukungan dari basis tradisional PDI yang memiliki keterikatan emosional dan ideologis dengan ajaran Soekarno. Basis ini, yang terdiri dari kalangan nasionalis dan marhaen, kemungkinan besar akan merasa terwakili dan termotivasi untuk memberikan dukungan pada PDI.
2. **Resonansi dengan Isu Kontemporer**