2. **Golongan Karya (Golkar)**: Meskipun tanpa kecurangan dan intimidasi, Golkar masih memiliki jaringan yang kuat di berbagai lapisan masyarakat, terutama di pedesaan dan di kalangan birokrasi. Golkar diperkirakan akan mendapatkan sekitar 35-40% hingga 45% suara nasional. Golkar akan dominan di daerah-daerah yang lebih terpencil dan memiliki basis dukungan tradisional di Jawa Tengah, Sulawesi, dan Kalimantan.
3. **Partai Demokrasi Indonesia (PDI)**: Meskipun mendapat dukungan dari pemerintah, PDI masih menghadapi tantangan dari fraksi lain dalam tubuh PDI dan dari partai oposisi lainnya. PDI diperkirakan akan mendapatkan sekitar 20-25% suara nasional, dengan basis dukungan yang signifikan di kota-kota besar dan daerah yang menginginkan perubahan politik, seperti Jakarta, Bali, dan beberapa wilayah di Jawa Timur.
## Kesimpulan
Simulasi ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tanpa kecurangan dan intimidasi, perolehan suara masing-masing partai dalam Pemilu 1997 akan lebih mencerminkan preferensi politik rakyat Indonesia yang sebenarnya. Golkar masih akan menjadi partai dominan, tetapi dengan margin yang lebih kecil dibandingkan hasil resmi pemilu pada masa itu. PPP dan PDI Soerjadi juga akan mendapatkan porsi suara yang lebih signifikan, mencerminkan dukungan nyata dari basis pemilih mereka masing-masing.
Namun, penting untuk diingat bahwa hasil simulasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi ideal yang mungkin berbeda dengan kenyataan politik pada masa itu. Meskipun demikian, simulasi ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana dinamika politik Indonesia mungkin berkembang dalam kondisi yang lebih adil dan demokratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H