Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka di Balik Senyum

13 Juni 2024   18:24 Diperbarui: 13 Juni 2024   18:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik senyum yang kau pamerkan,

Tersembunyi luka yang tak terucapkan,

Setiap tawa yang menggema di udara,

Menutup derita yang dalam hati bertahta.

Wajahmu cerah, penuh kebahagiaan,

Namun siapa sangka, ada kehampaan,

Di kedalaman matamu yang bersinar,

Terdapat kepedihan yang tak tersingkap.

Kau berjalan dengan langkah pasti,

Namun di dalam hatimu, kau tersesat sendiri,

Menggenggam mimpi yang hancur berantakan,

Memeluk harapan yang telah kehilangan pegangan.

Kata-kata manis yang sering kau lontarkan,

Hanya menutupi kekecewaan yang tak tertahan,

Janji yang pernah kau ikrarkan,

Kini menjadi bayangan yang menghilang perlahan.

Ketika malam tiba, sunyi menyelimuti,

Luka itu terbuka, tak lagi bisa kau sembunyikan,

Tangisan yang terpendam, lirih dalam keheningan,

Mengalir bersama kenangan yang tak bisa dilupakan.

Kau berpura-pura kuat di hadapan dunia,

Menahan air mata, bersembunyi di balik tawa,

Namun hati kecilmu berteriak meminta,

Sedikit pengertian, sedikit cinta yang nyata.

Senyummu, oh senyum itu begitu menawan,

Namun di baliknya, ada jiwa yang terbelenggu kekecewaan,

Luka yang kau bawa, begitu dalam dan tajam,

Menggores setiap inci dari hatimu yang kelam.

Kepada siapa kau harus bercerita?

Tentang luka di balik senyum yang tak terungkapkan,

Ketika dunia hanya melihat apa yang ada di luar,

Dan mengabaikan jeritan yang tersembunyi di dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun