2. **Keadilan Sosial**: Marhaenisme menekankan pentingnya keadilan sosial dan distribusi kekayaan yang merata, menghapus kesenjangan antara kaya dan miskin.
3. **Pembangunan Nasional yang Berkeadilan**: Bung Karno mengadvokasi pembangunan yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan sosial rakyat.
**Mengintegrasikan Islam Nusantara dan Marhaenisme dalam Gerakan NU**
1. **Penguatan Pendidikan dan Dakwah Revolusioner**: NU harus mengintegrasikan nilai-nilai Marhaenisme dalam kurikulum pendidikan dan kegiatan dakwahnya. Ini bisa dilakukan dengan mengajarkan sejarah perjuangan anti-kolonial dan prinsip-prinsip keadilan sosial.
2. **Advokasi Sosial dan Ekonomi**: NU perlu lebih aktif dalam advokasi kebijakan sosial dan ekonomi yang berpihak kepada kaum marhaen, termasuk petani, buruh, dan masyarakat miskin.
3. **Kemandirian Ekonomi Umat**: Mengembangkan program-program pemberdayaan ekonomi yang mandiri, seperti koperasi dan usaha kecil menengah, sesuai dengan semangat ekonomi kerakyatan yang diusung Marhaenisme.
4. **Kepemimpinan yang Inklusif dan Partisipatif**: Memastikan bahwa kepemimpinan NU di berbagai tingkat mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi partisipatif dan inklusif, serta berorientasi pada kepentingan rakyat banyak.
**Tantangan dan Peluang**
**Tantangan**:
1. **Resistensi Internal**: Sebagian kalangan di dalam NU mungkin merasa bahwa mengintegrasikan Marhaenisme akan mengubah identitas organisasi yang sudah terbangun.
2. **Polarisasi Politik**: Kondisi politik Indonesia yang seringkali terpolarisasi dapat menghambat upaya untuk mengedepankan agenda progresif-revolusioner.