Nek kemudian Sardi Blenthot mengingat ingat, apa jane filosofi dari Kupat. Kenapa dibungkuse nganggo janur, sebab nek dibungkus godobng gedang jenenge lontong. Â Kenapa mesti dibungkus janur? Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). Artinya cahaya idul fitri. Sebagai penanda bahwa orang orang yang sudah berpuasa dan beribadah selama bulan Ramadhan sudah kembali kepada fitrah manusia yang fitri atau suci. Koyo bayi. Jare Sardi Blenthot.
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki. Â Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).
Kupat itu tidak bisa berdiri, opo tumon ana kupat ngadek ? ga ada. Kupat mesthi mlumah. Menyimbolkan bahwa saat riaya idul fitri orang semua mlumah mengalah dan saling memaafkan saling mengakui dan mengalah.
Kupat banjur lepet. Â Lepet = silep kang rapet. Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat. Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam. Umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.
Dhorr…… swara mercon Leo keras. Mengambyarkan pengembaraan Sardi Blenthot di alam pikir. Sadar terus raup. nang padasan wetan ngumah. saat mau masuk dan membuka pintu Sardi Blenthot tersadar. dipintu sudah ada kupat slamet gemantung.
Nah biasane, nek wes wayahe idul fitri bar subuh sedurunge mangkat sholat ied simbok ne sardi Blenthot nggantung wujude kupat slamet saben pintu rumah. Lumrahe 2 atau tiga. Digantung pada daun pintu atau pada lidi yang diselipkan diantara lubang antara papan pintu. Begitu adalah symbol ngaku lepat kepada sesame utamanya orang yang saling berkunjung atau mider. (kapan-kapan saya tulis tentang mider. Nak kalingan)
***
Pawon ubless karena pembakaran tuidak sempurna menampakkan sinar cahaya matahari. Serupa garis seukuran penggaris papan tulis satu meteran pada jaman Sardi Blenthot SD. Tergantung ukuran lubang celah diatas genting atap rumah.
Sementara suluh yang digunakan adalah suluh tunggak sengon kulon ngomah. Yang sudah sejak bulan sadran lalu dibelah dan dikeringkan untuk piranti adang, atau masak saban hari. Kala itu mungkin olehe urub-urub yang digunakan masih agak basah belum kering total sehingga apinya tidak menyala sempurna.
Maka terciptalah kepulan asap. Apabila ditiup langsung menyala dan hilanglah asap. Dan tercipta pembakaran sempurna. Namun rupanya kala itu ditinggal mengerjakan hal lain.