Mohon tunggu...
M. Hafizhuddin
M. Hafizhuddin Mohon Tunggu... Aktor - Kang Apis

Anggota Komunitas Tidur Berdiri di KRL

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menaikkan Pamor Bulutangkis di Negeri Gingseng lewat "Racket Boys"

12 Juni 2021   14:04 Diperbarui: 11 Oktober 2021   10:47 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hae-kang, Bang Yoo-dam, Na Woo-chan, dan Lee Yong-tae (Sumber: tribunnewswiki/netflix)

Drama yang Kocak nan Haru

Memang ada beberapa adegan humor ala komedi sketsa yang mudah ditebak. Misalnya adegan saat Hyeon-jong harus memindahkan alat-alat gym ke lantai atas menggunakan tangga darurat karena lift sedang rusak. Namun tepat setelah semua selesai dipindahkan, lift akhirnya berfungsi kembali.

Atau saat klub bulutangkis kedatangan anak berperawakan Afro-Amerika, Hyeon-jong terbata-bata menyapa dalam bahasa Inggris. Ternyata anak tersebut bisa berbahasa Korea.

Namun di luar itu, dialog dan adegan di Racket Boys sejauh ini terkesan spontan dan polos. Apalagi karena karakter-karakter utamanya merupakan bocah SMP yang memang sedang seru-serunya. Ada love-hate relationship di antara mereka.

Keramahan dan kepedulian masyarakat desa juga tergambarkan dalam drama ini. Ada keharuan di beberapa adegan yang melibatkan hubungan antarmanusia. Inilah yang membuat drama garapan SBS ini menjadi drama ringan yang hangat dan layak untuk dinikmati.

Kalau soal hangat dan mengharukan, mau tak mau saya jadi membandingkan dengan drama Move to Heaven yang saya tonton sebelumnya. Di saat orang lain bertestimoni bahwa mereka sudah menangis sejak episode pertama, justru saya baru merasa emosional di episode 8 drama tersebut.

Namun untuk Racket Boys ini mata saya sudah mulai berkaca-kaca sejak episode satu. Tidak tahu kenapa, tapi mungkin salah satu alasannya karena naskah drama ini ditulis oleh Jung Bo-hoon. Ia merupakan penulis untuk Prison Playbook (2017), drama yang jadi favorit saya juga.

Kekuatan penulisan naskah bisa terlihat saat drama yang melibatkan banyak aktor seperti Racket Boys ini memiliki kisahnya masing-masing dan bisa saling beririsan. Dengan begitu, idealnya penonton tidak akan merasa bosan karena ada dinamika yang terjadi pada tiap karakter.

Love-hate relationship di antara mereka menjadi kekuatan dari drama Racket Boys (sumber: Instagram/sbsdrama.official)
Love-hate relationship di antara mereka menjadi kekuatan dari drama Racket Boys (sumber: Instagram/sbsdrama.official)
Saya tidak tahu pasti, tapi rasanya belum ada drama Korea berlatar belakang bulutangkis. Meskipun Korea Selatan bisa dibilang sering memproduksi atlet bulutangkis andal dan berprestasi, sayangnya olahraga ini masih kalah populer dari baseball. Tidak heran kalau baseball jauh lebih sering mengisi plot drama Korea.

Menariknya, Badminton World Federation (BWF) sebagai induk organisasi bulutangkis dunia, ikut ambil peran. Kita bisa melihat logo mereka muncul saat adegan kejuaraan dunia junior. Tak hanya itu, BWF juga mempromosikan Racket Boys di akun Instagramnya.

Ya, akun yang pernah hilang karena "dirujak" netizen Indonesia beberapa bulan lalu. Hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun