Setelah menonton Move to Heaven beberapa waktu lalu, saya mencari drama Korea lain untuk ditonton. Ada beberapa kandidat, seperti Law School, My Roommate is Gumiho, hingga Racket Boys.
Sebenarnya ada satu drama yang sudah ditunggu-tunggu, yaitu Hospital Playlist (Season 2), tapi baru akan tayang 17 Juni nanti. Sembari menunggu, akhirnya saya memilih Racket Boys yang sedang tayang di Netflix.
Selain tertarik karena berlatar belakang bulutangkis, salah satu aktor utamanya diperankan oleh Tan Joon-sang yang tak lain merupakan pemeran Han Geu-ru di drama Move to Heaven. Joon-sang sepertinya menjadi rising star tahun ini.
Di Racket Boys, Joon-sang berperan sebagai Yoon Hae-kang. Ayahnya, Â Yoon Hyeon-jong (diperankan Kim Sang-kyung) merupakan mantan pebulutangkis cukup berprestasi. Setelah pensiun Hyeon-jong menjadi pelatih di Seoul, tapi kariernya tak terlalu bagus akibat gaya hidup sembarangan. Ia bahkan kesulitan membayar biaya sewa tempat tinggal.
Alih-alih mengikuti jejak sang ayah, Hae-kang lebih memilih berkarier sebagai pemain baseball dan jadi salah satu yang terbaik di sekolah. Sayangnya pada satu kesempatan ia gagal lolos seleksi ke kejuaraan musim panas karena tidak bisa menyetor biaya training camp.
Petualangan dimulai saat Hyeon-jong menerima tawaran untuk melatih di salah satu sekolah di Haenam. Meskipun harus meninggalkan Seoul ke wilayah perdesaan yang jauh, tapi ia diberi rumah dan gaji yang lebih tinggi. Hae-kang dan adiknya, Yoon Hae-in (Han Se-bin), mau tak mau ikut pindah.
Rupanya klub bulutangkis di sekolah tersebut sedang terpuruk. Saat Hyeon-jong datang, hanya tersisa tiga anak yang masih berlatih. Mereka adalah Bang Yoo-dam (Son Sang-yeon), Na Woo-chan (Choi Hyun-wook), dan Lee Yong-tae (Kim Kang-hoon).
Jumlah tersebut tentu tidak cukup untuk mengikuti kejuaraan. Singkat cerita, Hae-kang lah yang menggenapkan klub tersebut untuk menyongsong kejuaraan meskipun awalnya menolak keras untuk bergabung. Bahkan di episode-episode selanjutnya Hae-kang masih punya ambisi untuk kembali ke arena baseball.
Yeong-ja rupanya memiliki calon penerus bernama Han Se-yoon (Lee Jae-in). Ia beberapa kali menjadi wakil negara di ajang internasional kelompok junior.
Ada yang menduga karakter Han Se-yoon ini terinspirasi dari An Se-young, atlet bulutangkis Korsel yang pada 2019 lalu mengejutkan dunia dengan menyabet gelar French Open setelah mengalahkan Carolina Marin di final. Saat turnamen itu berlangsung usianya masih 17 tahun. Dari namanya sih agak mirip ya?
Drama yang Kocak nan Haru
Memang ada beberapa adegan humor ala komedi sketsa yang mudah ditebak. Misalnya adegan saat Hyeon-jong harus memindahkan alat-alat gym ke lantai atas menggunakan tangga darurat karena lift sedang rusak. Namun tepat setelah semua selesai dipindahkan, lift akhirnya berfungsi kembali.
Atau saat klub bulutangkis kedatangan anak berperawakan Afro-Amerika, Hyeon-jong terbata-bata menyapa dalam bahasa Inggris. Ternyata anak tersebut bisa berbahasa Korea.
Namun di luar itu, dialog dan adegan di Racket Boys sejauh ini terkesan spontan dan polos. Apalagi karena karakter-karakter utamanya merupakan bocah SMP yang memang sedang seru-serunya. Ada love-hate relationship di antara mereka.
Keramahan dan kepedulian masyarakat desa juga tergambarkan dalam drama ini. Ada keharuan di beberapa adegan yang melibatkan hubungan antarmanusia. Inilah yang membuat drama garapan SBS ini menjadi drama ringan yang hangat dan layak untuk dinikmati.
Kalau soal hangat dan mengharukan, mau tak mau saya jadi membandingkan dengan drama Move to Heaven yang saya tonton sebelumnya. Di saat orang lain bertestimoni bahwa mereka sudah menangis sejak episode pertama, justru saya baru merasa emosional di episode 8 drama tersebut.
Namun untuk Racket Boys ini mata saya sudah mulai berkaca-kaca sejak episode satu. Tidak tahu kenapa, tapi mungkin salah satu alasannya karena naskah drama ini ditulis oleh Jung Bo-hoon. Ia merupakan penulis untuk Prison Playbook (2017), drama yang jadi favorit saya juga.
Kekuatan penulisan naskah bisa terlihat saat drama yang melibatkan banyak aktor seperti Racket Boys ini memiliki kisahnya masing-masing dan bisa saling beririsan. Dengan begitu, idealnya penonton tidak akan merasa bosan karena ada dinamika yang terjadi pada tiap karakter.
Menariknya, Badminton World Federation (BWF) sebagai induk organisasi bulutangkis dunia, ikut ambil peran. Kita bisa melihat logo mereka muncul saat adegan kejuaraan dunia junior. Tak hanya itu, BWF juga mempromosikan Racket Boys di akun Instagramnya.
Ya, akun yang pernah hilang karena "dirujak" netizen Indonesia beberapa bulan lalu. Hehehe
Dari kolom komentar postingan tersebut, ada beberapa badminton lovers yang bukan K-drama lovers mengaku tertarik menonton. Tidak sedikit juga yang berharap legenda bulutangkis Korsel, Lee Yong-dae tampil menjadi cameo.
Menurut saya bukan suatu hal yang mustahil, mengingat Yong-dae sudah sering tampil di acara televisi Korsel. Plus, dalam drama ini ia memiliki fans berat, yaitu Yong-tae.
Patut ditunggu apakah Racket Boys mampu menaikkan pamor bulutangkis di Negeri Gingseng? Nielsen Korea mencatat episode perdana drama tersebut meraih rating tinggi, bahkan menjadi drama Senin-Selasa dengan rating tinggi di semua slot waktu.
Oh ya, pada episode 5, akan ada adegan Han Se-yoon bermain di Jakarta, tepatnya Istora Senayan. Di situ disebutkan bahwa venue ini dikenal cukup angker bagi atlet tamu karena "teror" dari suporter tuan rumah yang begitu militan. Hmm... Bikin kangen nonton bulutangkis di Istora.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H