Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Di Era Pak Harto Gelas Pecah Pun Danramil Tahu"

30 Agustus 2015   20:31 Diperbarui: 30 Agustus 2015   20:34 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tjahjo kemudian memberi contoh. Misalnya, di Humbang Hasundutan, kalau ada kelompok kecil masyarakat ingin bangun rumah Tuhan, tak ada alasan untuk tak diizinkan. Urusan agama adalah urusan keyakinan. Tugas pemerintah menjamin kebebasan beragama. Pemerintah harus tampil memberikan suasana tenang dan memberi ruang ibadah yang bebas.

" Ada satu daerah di Indo, warga di satu ingin bangun gereja. Oleh Pemda tak diijinkan. Sampai 8 tahun, bangun gereja, kok tak boleh, jawabannya, tak dibolehkan, karena gereja yang akan dibangun ada di jalan yang namanya jalan Kyai. Apa hubungannya nama jalan dengan bangun mesjid. Lalu masjid juga tak boleh dibangun karena nama jalannya Antonius," tutur Tjahjo.

Jadi kata dia, seorang pemimpin itu harus mengayomi seluruh warga negara. Tak lupa Tjahjo juga menceritakan bahwa kementeriannya sudah mengembalikan 139 Perda bermasalah. Perda yang bermasalah itu, diantaranya banyak yang bertentangan dengan Pancasila, atau tak sesuai dengan UU di atasnya.

" Saya kembalikan untuk diperbaiki. Dan silahkan anggota masyarakat usulkan Perda-perda. Tapi ingat, jangan bertentangan dengan UU dan bertentangan dengan Pancasila. Karena kita ini bukan negara agama"ujarnya.

Perintah Presiden pun mengenai kerusuhan di Tolikara sudah sangat jelas, segera selesai. Ia juga telah meminta kepolisian mengusut tuntas, siapa aktor yang memicu kerusuhan tersebut.

" Pembangunan kios yang terbakar, dan juga mesjid sudah jalan. Sudah tak ada saatnya lagi di negara ini, ada kelompk minoritas atau mayoritas. Semua warga negara,"kata dia.

Tjahjo melanjutkan, sekarang ini rakyat Indonesia beruntung punya presiden yang pernah jadi wali kota dan gubernur. Tak lupas dalam pidatonya Tjahjo juga bicara tentang keharusan siswa, setiap Senin mesti menggelar upacara bendera. Katanya, ia sepakat dengan kebijakan yang ditempuh Menteri Pendidikan, bahwa tiap Senin, sekolah wajib menggelar upacara bendera.

" Saya sepakat dengan Menteri Pendidikan, setiap Senin, ada upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan membawakan lagu daerah. Ini penting, karena di Jateng sudah ada kepala sekolah yang melarang sisanya menghormati Merah Putih," kata Tjahjo.

Di ujung pidatonya, Tjahjo kembali mengungkit soal ancaman radikalisme. Kata Tjahjo, ancaman radikalisme semakin. Karena itu ia minta seluruh jajaran aparat keamanan baik itu TNI dan kepolisian, atau pun aparatur pemerintahan, berani tentukan sikap.

" Kita harus berani menentukan siapa kawan, siapa lawan yang mau hancurkan Pancasila, kemajemukan, itu bukan kawan kita. Tapi lawan kita. Bersatu padu, tentukan siapa kawan, siapa lawan," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun