"Apakah sebelumnya Bapak sudah membuat janji dengan beliau?" security itu menyelidik.
"Sudah."
"Sebentar. Sepertinya hari ini beliau sedang ada jadwal meeting dengan beberapa tamu. Kalau tidak salah, namanya Pak Dab. Dan seorang tamu lagi yang saya lupa namanya."
Dul Kaher sekonyong-konyong mengarahkan pandangannya ke wajah Mas Dab yang tengah berdiri di belakangnya.
"Apakah Pak Dab yang dimaksud itu dari Semarang?" tanggap Mas Dab meminta penjelasan dari bapak petugas keamanan.
"Sebentar, saya cek dulu di daftar tamu." jawab security itu sambil membuka tampilan aplikasi pada layar gawainya.
"Benar, dari Semarang. Apakah Bapak sendiri yang bernama Pak Dab?"
"Benar."
"Oh, saya mohon maaf, kalau begitu. Silakan masuk, Pak Dab. Pak Poltak  kebetulan juga sudah ada di dalam. Mari, saya antar." petugas keamanan itu mendadak menjadi semakin ramah.
Melihat percakapan antara Mas Dab dengan security itu membuat Dul Kaher semakin kelihatan tampak bengong dengan apa yang baru saja ia saksikan. Ia sama sekali tak menyangka bahwa temannya yang bernama Dab itu sudah membuat janji pertemuan terlebih dahulu dengan Pak Poltak. Ia mencium ada gelagat aneh dari sahabat karibnya itu.
Sementara Mas Dab sendiri yang melihat temannya itu masih dalam keadaan bengong, ia pun semakin bertambah cengengesan.