"Tidak sesederhana itu, Tuan. Selama manusia masih diberi pertolongan oleh Tuhan dengan bekal ilmu ketulusan, maka sia-sialah seluruh dayaku. Seperti halnya ketakberdayaanku di hadapan orang yang sedang kuganggu ini."
"Ah, gampang. Cari saja manusia lain semaumu, pasti nanti juga akan ketemu."
"Tidak segampang itu Tuan. Tolonglah aku, atau barangkali bapakmu yang shalih itu bisa membantuku. Mohon pertemukanlah aku dengannya." si iblis kian mengiba.
"Ah, kau sendiri saja yang datang kesana, aku sedang sangat sibuk." jawab lelaki itu sembari meninggalkan si iblis yang terus mengemis dan mengiba padanya.
Pemuda itu tampak begitu kesal sebab sudah terlalu letih ia dengan pencariannya selama beberapa waktu yang panjang yang tampaknya takkan membuahkan hasil apa-apa.
Oleh karena merasa tak kunjung berhasil dengan hasil pengembaraannya, maka ia pun segera pulang dengan niat untuk melaporkan keadaan yang sebenarnya pada bapak yang sangat dimuliakannya.
"Bagaimana sudah ketemu makhluk yang kau cari, Nak?" tanya bapak dari pemuda itu dengan penuh kelembutan setelah anaknya itu beberapa saat beristirahat di rumah.
"Sudah, Pak." jawab pemuda itu seadanya.
"Siapa kiranya makhluk terburuk di dunia ini?"
"Aku sendiri." jawabnya spontan.
"Apa alasannya?" sang bapak memburu.