Alkisah, ada seorang bijak bestari yang hendak memberi ujian pada anaknya mengenai hakikat kehidupan. Di satu waktu, sosok paruh baya itu meminta kepada puteranya untuk mencari makhluk yang ia anggap paling buruk di muka bumi ini.
Mengenai kriteria keburukan makhluk itu, pria penuh wawasan kehidupan itu membebaskan anaknya untuk mencari sendiri, dari sudut pandang apa ia akan menentukan.
Mendapat perintah dari bapak kinasihnya itu, sang pemuda ini tak perlu menunggu lama. Ia langsung saja bergegas melaksanakan apa yang telah dititahkan oleh bapaknya itu. Ia sadar saat itu ia sedang diuji oleh bapaknya mengenai materi keilmuan tentang hakikat penciptaan.
Setelah melewati beberapa saat pencariannya, pemuda halus budi itu menemukan seekor anjing. Ia pandangi kondisi badannya yang tampak kurus kering dan penuh kudis di sekujur tubuhnya. Tanpa berpikir panjang, si pemuda itu segera meyakini bahwa anjing inilah makhluk terburuk di muka bumi ini sebagaimana yang dimaksud oleh bapaknya tadi.
Tak berapa lama kemudian ia pun mencari karung untuk membungkus anjing malang itu dan membawanya pulang ke rumah.
Beberapa langkah sebelum si pemuda itu sampai di pintu rumah, ia seakan tersadar oleh kesalahan penilaiannya atas anjing yang ia bawa ini.
"Apa buruknya anjing ini sehingga ia harus kuserahkan pada bapakku dan kuhakimi keadaannya? Tubuhnya memang sangatlah buruk, tapi tetap saja ia adalah makhluk Tuhan yang tak berakal yang tak berpotensi apapun untuk berbuat dosa besar." Begitulah renungan sang pemuda di waktu itu.
Menyadari kesalahannya itu, pemuda tegap penuh wibawa itu pun segera melepas si anjing setelah ia memberinya sepotong daging yang lengkap dengan tulangnya.
Beberapa saat setelah melepaskan anjing itu, ia terus saja berjalan untuk menemui titik terang atas sebongkah teka-teki yang telah diujikan oleh bapaknya.
"Silakan mampir, Mas." tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara yang begitu lembut terdengar tak jauh dari daun telinganya. Ia pun menoleh ke arah sumber suara itu. Begitu terkejutnya ia lantaran mendapati seorang wanita muda dengan senyuman menggoda berdiri tak jauh dari hadapannya.
Melihat tingkah wanita yang tengah berdiri di depan pintu sebuah rumah itu, ia pun seakan ingin segera meninggalkannya. Namun, tiba-tiba si pemuda itu tercenung sebab teringat kembali dengan pesan bapaknya untuk mencari makhluk terburuk di dunia ini.