Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bab XIII: Siasat Cerdik Nabi Yusuf AS untuk Menahan Saudaranya

15 Desember 2020   15:17 Diperbarui: 15 Desember 2020   19:42 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Al-Qur'an (Unsplash/olah pribadi)

Maka, mereka pun mulai memeriksa karung-karung yang mereka bawa itu satu persatu, dengan pengawasan dari para punggawa kerajaan dan petugas di lumbung pangan. Kemudian, ternyata, salah seorang diantara mereka mendapati piala raja itu telah berada di dalam karung salah seorang dari mereka, yakni pada karung milik Bunyamin.

Para putera Ya'qub itu kaget bukan kepalang. Sebab, mereka sama sekali tak mengira, adik yang mereka akui begitu halus perilakunya itu telah tertangkap basah mencuri, dan parahnya, hal itu terjadi di wilayah yang mereka anggap masih sangat asing ini. Karena sama sekali tak mempercayai kebenaran yang mereka saksikan itu, mereka pun secara spontan membela Bunyamin.

"Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri." salah seorang saudara Bunyamin yang merasa kelakuannya tak lebih baik dari adiknya itu mencoba membela.

Mendengar pembelaan demi pembelaan yang disampaikan oleh saudara-saudara Bunyamin itu, Yusuf yang juga tengah berada bersama mereka, berupaya untuk menyembunyikan kedongkolan di dalam hatinya atas perilaku saudara-saudaranya di masa terdahulu, sehingga tak tampak sedikitpun ekspresi kekesalan di mimik wajahnya.

"Kedudukan kalian itu sebenarnya jauh lebih buruk dari apa yang telah kalian ucapkan. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas apa yang kalian terangkan." ungkap Yusuf di dalam hati. 

"Wahai Tuanku, sesungguhnya dia memiliki bapak yang berusia lanjut yang begitu menyayanginya. Oleh sebab itu, sudilah kiranya Tuan menunjuk salah seorang diantara kami untuk menggantikan hukumannya. Sesungguhnya kami memandang Tuan adalah termasuk orang-orang yang bersikap baik dan bijaksana." ucap salah seorang saudara Bunyamin mencoba melobi Yusuf yang masih mereka kenal sebagai seorang bangsawan yang arif-bijak. 

Yusuf pun menanggapi permintaan mereka, "Aku memohon perlindungan kepada Allah dari sikap menghukum seseorang, kecuali atas kesalahan yang telah diperbuatnya sendiri, yakni mencuri harta yang kumiliki. Jika aku sampai menghukum pihak yang tak bersalah ini, maka berarti aku termasuk golongan orang yang zalim."

Mendengar jawaban sekaligus keputusan tegas dari sang bangsawan ini, para putera Ya'qub itu menjadi berputus asa mengenai nasib yang akan menimpa adik mereka. Akhirnya, mereka pun mengambil jarak dari kelompok petugas dan punggawa kerajaan itu untuk berunding sambil berbisik-bisik. 

Yang tertua diantara mereka berpesan kepada adik-adiknya, "Tidakkah kalian tahu bahwa bapak kalian dahulu juga telah mengambil janji dari kalian dengan menyebut nama Allah, sebelum kalian menganiaya Yusuf? Sebab alasan itulah, aku takkan meninggalkan kota ini, sampai bapakku sendiri yang mengizinkanku untuk kembali. Atau, Allah yang akan memberi keputusan terhadapku. Karena sesungguhnya Dia-lah adalah sebenar-benarnya Hakim yang paling adil."

"Kembalilah kalian kepada bapak kalian dan katakanlah, 'Wahai bapak kami, sesungguhnya anakmu, Bunyamin telah mencuri. Kami hanya menyaksikan saja apa yang kami ketahui dan kami tidak mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi di balik semua itu'". saudara tertua itu menutup ucapannya. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun