"Untuk sementara, jangan kamu ceritakan percakapan kita ini pada saudaramu yang lain, agar mereka tahu sendiri apa yang akan terjadi pada diri mereka nanti." lanjutnya sambil menutup percakapan singkat itu dengan Bunyamin.Â
***
Usai menuntaskan urusan untuk mencari bahan makanan, para putera Ya'qub berniat untuk segera bertolak menuju tempat tinggal mereka. Hal ini mereka putuskan untuk memburu waktu, seiring menipisnya sisa bahan makanan yang masih tersedia di rumah mereka.
Begitu mereka telah bersiap untuk berangkat pulang, tetiba mereka dikejutkan oleh berita kehilangan dari salah seorang petugas di lumbung pangan. Petugas itu menceritakan, sang bangsawan kerajaan mengaku telah kehilangan salah satu piala rajanya.Â
Untuk menanggapi kabar kehilangan dari bangsawan itu, para petugas di lumbung pangan dengan dibantu oleh punggawa kerajaan segera mengambil gerak cepat. Mereka telah menentukan beberapa titik pos di setiap sudut kota untuk memeriksa seluruh penghuni kota, tak terkecuali para kafilah dari daerah lain yang datang untuk mencari bahan makanan.Â
Tak berselang lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara yang terdengar berat menggelegar dari seorang punggawa kerajaan, "Wahai kafilah, kami telah mengetahui, sebenarnya kalianlah pencurinya!"
Mendapati tuduhan yang tak berdasar dari pria berbadan tegap itu, para putera Ya'qub bertanya balik pada punggawa itu, "Kamu kehilangan barang apa?"
"Kami telah kehilangan piala raja." punggawa itu menjawab.
"Demi Allah, sungguh, kalian telah mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini. Dan selain itu, kami juga bukanlah sekelompok pencuri." salah seorang putera Ya'qub itu menjawab.
"Apa hukumannya jika kalian terbukti berbohong?" Punggawa itu memburu.
"Hukumannya adalah, pada siapa saja yang ditemukan di dalam karungnya barang yang hilang itu, maka dia sendirilah yang akan menerima hukumannya. Demikianlah biasanya kami memberi hukuman pada orang-orang berbuat zalim."