Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mencoba Memahami Pesan Presiden tentang Indonesia Membajak

17 Agustus 2020   02:30 Diperbarui: 17 Agustus 2020   06:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah sedikit perenungan di malam kemerdekaan ini agar menjadi pengingat bagi bangsa ini supaya tidak kehilangan arah dan jati diri, yang akan menjadikannya terombang-ambing oleh peradaban asing yang belum tentu baik untuk diikuti. 

Selain itu, dari frasa membajak sawah itu pun seakan menyiratkan pesan filosofis. Kita tahu bahwa membajak tanah adalah upaya untuk menyatukan tanah bagian atas dan tanah bagian bawah. Dalam perspektif filosofis, kondisi ini dapat kita pahami dengan keyakinan, bahwa untuk menciptakan tanaman kemajuan pada bangsa ini harus melalui sinergitas dan persatuan antara mereka yang ada di atas dan mereka yang ada di bawah. 

Persatuan bangsa ini akan terjadi manakala komposisi kesuburan pada tanah peradabannya telah terkandung nutrisi keadilan, yang akan menjadi asupan bagi tanaman peradaban itu agar berkembang dengan sempurna.  

Suburnya keadilan di negeri ini dapat terjadi manakala seseorang memiliki perhatian yang baik terhadap kondisi tanah peradabannya, melakukan pengujian atas kesuburannya, dan bahkan jika perlu melakukan peremajaan atas keadaannya. 

Dalam konteks tema kemerdekaan untuk membangun negeri ini, yang mengusung visi untuk membajak momentum krisis, maka kita pun dapat menyimpulkan, bahwa suburnya keadilan akan dapat dipenuhi manakala pemerintah telah memperhatikan suara masyarakatnya, mau bermusyawarah dengan mereka tentang perihal yang tengah terjadi di negeri ini. 

Sehingga dengan demikian mereka akan mendapatkan apa saja yang masih timpang dan perlu untuk diperbaiki di sana-sini. Baik itu di bidang hukum, perekonomian, kesehatan, tatanan sosial, politik, dan pelbagai aspek kehidupan kebangsaan yang lainnya. 

Keadilan tak akan mungkin dapat terwujud manakala yang didengarkan dan diprioritaskan adalah suara elite penguasa saja yang rawan akan kepentingan tertentu. 

Padahal, jika para pemangku kekuasaan dapat mendengar suara rakyat dari bangsa ini maka mereka pun akan dapat menggali nilai-nilai luhur secara bersama-sama, menemukannya, dan melaksanakannya dengan penuh keakraban sebagai komitmen kebangsaan untuk dapat membajak momentum krisis yang tidak kita ketahui kapan berakhirnya ini. 

Supaya langkah pembajakan kita ini semakin mantab, maka jangan pernah lupa bahwa kita masih punya Tuhan yang akan senantiasa membersamai setiap langkah perjuangan kita. Dengan dilandasi harapan yang sungguh-sungguh atas pertolongan-Nya ini marilah kita bulatkan niat kita untuk sama-sama berjuang mengentaskan krisis negeri ini dengan segala hal yang dapat kita upayakan. Dan semoga upaya kita ini akan menuai keberhasilan. 

Dirgahayu Negeriku Indonesia, Semoga Engkau Tetap Berjaya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun