Berjuta sesal membungkus perasaan Puspita, sosok yang tidak sempurna namun telah memperlakukannya secara sempurna telah tiada....
Disclaimer :
Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau tulisan monolog ini sangat tidak menarik dan tidak berbobot dengan berbagai kesalahan penulisan disana-sini, dan saya juga mohon maaf kalau didalamnya terkandung unsur-unsur yang berbau SARA akibat keteledoran saya. Tapi saya pastikan, bahwa disini tidak ada maksud pendiskreditan terhadap siapapun apalagi berbau SARA. Tulisan ini adalah murni karangan saya sebagai pelepas kerinduan saya kepada "Bumi Rencong". Saya bukan berasal dari Aceh, saya juga tidak memiliki darah keturunan Aceh, dan saya juga tidak pernah ke Aceh, tapi entah kenapa saya begitu respek terhadap semua hal yang berbau Aceh, saya begitu mencintai Aceh, serasa dengan ringannya hati dan mulut saya berkata "Aceh Lon Sayang".
Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua sobat-sobat, khususnya yang banyak menyajikan informasi seputar Aceh yang sedikit banyaknya telah memberikan gambaran tentang Aceh kepada saya, sehingga semakin menumbuhkan rasa kedekatan emosional saya dengan Aceh.
Sebelumnya tulisan ini sudah saya posting di blog saya ROSID|NET
Baca juga : Seandainya Saya Menjadi Anggota DPD RI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H