Mohon tunggu...
Rosid Net
Rosid Net Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ketika orang lain melihat saya baik, itu artinya Allah sedang menutupi keburukan saya. Ketika orang lain menilai saya benar, itu artinya Allah sedang menutupi kesalahan saya. Ketika orang lain memandang saya rajin, itu artinya Allah sedang menutupi kemalasan saya. Ketika orang lain menganggap saya pandai, itu artinya Allah sedang menutupi kebodohan saya. Ketika orang lain mendengar saya jujur, itu artinya Allah sedang menutupi kedustaan saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cita Rasa Kebanggan akan Indonesia

2 Mei 2011   03:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nah, kepada orang-orang seperti inilah baru kemudian diberikan pertanyaan "Kenapa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia ?". Jawabannya pasti beragam, namun biasanya sangat normatif, seperti alamnya yang kaya raya, suku dan ras yang beraneka ragam, budayanya yang eksotik dan menarik, pemandangannya alamnya indah-indah, kaya akan aneka ragam tumbuh-tumbuhan dan binatang, dan lain sejenisnya.

Sepintas kalau kita cermati hal-hal normatif yang kita bangga-banggakan tersebut lebih cenderung kepada kondisi Indonesia berpuluh-puluh tahun atau berabad-abad silam. Artinya apa, artinya hal yang dibanggakan tersebut merupakan kondisi normal dan utuh saat pertama kali Tuhan menciptakan bangsa Indonesia. Yang kita banggakan tersebut semuanya kondisi "fitrah" lahiriah bangsa Indonesia.

Kita bangga dengan kekayaan alam Indonesia, tapi kita cenderung merusaknya dan lalai untuk menjaganya.

Kita bangga dengan suku dan ras yang beraneka ragam, tapi "dikepala" kita masih tertanam prinsip primordialis.

Kita bangga dengan budaya bangsa kita, tapi kita lebih senang dengan berperilaku budaya bangsa barat dan secara langsung ataupun tidak kadang kita malah menjadi bagian dari agent of culture budaya luar. Giliran budaya kita diakui oleh bangsa lain saja baru mencak-mencak, padahal kitanya sendiri tidak melestarikannya. Apa itu bukan munafik namanya ?

Kita bangga dengan pemandangan alam negeri kita yang elok nan mempesona, tapi kita hanya sebatas mengkonsumsi dan mengeksploitasi keindahan-keindahan tersebut.

Apalah artinya semua rasa bangga tersebut kalau kita tidak menjadi bagian dari "agen pemelihara" bangsa sebagaimana Tuhan menitipkan bangsa kita kepada tangan-tangan kita ?. Tapi bagaimanapun secara lebih khusus dan mendalam saya yakin sahabat-sahabat semua mempunyai jawaban masing-masing  di dalam diri "kenapa bangga sebagai bangsa Indonesia" yang Insya Allah tidak akan mengurangi rasa kebangsaannya (Amin...)

Lalu bagaimana dengan Saya ?

Apakah saya merasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia ?,


"Ya, saya bangga !".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun