“Heeiii! Ayo, keluar!”
“Siapa itu, Nak?” tanya Ibuku, “seperti suara perempuan.”
“Seperti suara pelangi, Bu.”
“Pelangi? Siapa Pelangi, Nak?”
“Pelangi itu yang tinggal di rumah Tetua, Bu. Saya temui dia, ya Bu.”
Aku membuka pintu rumahku. Terlihat Pelangi sedang berdiri di halaman rumahku di ladang ilalang yang belum aku babat. Sesekali aku lihat kaki kananya diangkat, dipakai menggaruk betis kirinya.
“Ada apa?” tanyaku.
“Cepat ke sini!” teriaknya, “ada pelangi sekarang!”
“Iya, aku tahu ada kamu di situ!”
“Bukan aku, tapi pelangi!”
“Iya, kamu ‘kan Pelangi!”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!