Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kesedihan Malam di Tingkahi Gurauan Rintik Hujan

16 September 2022   18:56 Diperbarui: 16 September 2022   19:00 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, Gelap baru saja berlabuh menjaring bintang. Senja temaram dalam bising riuh pemujaan.

Yang mencintai kegelapan

Yang membenci sedikitnya bayangan hampir tertinggal

Gelap menyelimuti tanpa terkecuali

Dua gadis kecil berusia sebelas tahun melangkah memutari tiang lampu taman

Langkahnya manja

Nyanyinya sumbang tapi berisi kecintaan kepada ayah bunda

Tanpa alas kaki, tanpa jejak bagaimana mereka bisa hadir kedunia

Sejak bayi telah di asuh gelap dan di nafkahi lampu jalan, sesekali mencicipi belas kasihan orang bermobil sedan

Hanya ketika himbauan tentang kepekaan sosial mulai di kampanyekan

Berlari kecil di sepanjang trotoar, memegang bilah bambu sebagai alat mencari sisa recehan

Malam memeluknya menuju pembaringan

Gelap menerangi dengan bayangan hitam akan masa depan

Terang lampu jalan hanya mampu menyediakan nasi kucing bekas makan siang orang kantoran

Tetiba hujan datang bertandang

Maksudnya ingin menanyakan "apa kabar?"

Semua lari serabutan

Mobil melintas dalam kencang kecepatan kemungkinan

Kemungkinan terkena rintik hujan

Kemungkinan terendam banjir daerah pinggiran

Kemungkinan terjebak macet penyebab janji dugem kepagian

Dua gadis itu?

Mengadukan perihalnya kepada malam

Menanggis seemggukan kepada gelap yang kini mulai kebingungan

Rumah kardus tenggelam bersama airmata gurauan hujan

Bedeng kumuh berjajar menanti giliran ambruk di hantam terjangan gurauan hujan

Dua gadis itu?

Kedinginan

Kelaparan

Ketakutan

Bahkan mungkin telah tenggelam

Jangan cari berita ini di koran

Siapa peduli dengan dua gadis kecil malang

Bukan kenalan kita

Bukan saudara kita

Bahkan mungkin tak di anggap sebagai manusia seperti kita

#####

Baganbatu, September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun