Malam ini, Gelap baru saja berlabuh menjaring bintang. Senja temaram dalam bising riuh pemujaan.
Yang mencintai kegelapan
Yang membenci sedikitnya bayangan hampir tertinggal
Gelap menyelimuti tanpa terkecuali
Dua gadis kecil berusia sebelas tahun melangkah memutari tiang lampu taman
Langkahnya manja
Nyanyinya sumbang tapi berisi kecintaan kepada ayah bunda
Tanpa alas kaki, tanpa jejak bagaimana mereka bisa hadir kedunia
Sejak bayi telah di asuh gelap dan di nafkahi lampu jalan, sesekali mencicipi belas kasihan orang bermobil sedan
Hanya ketika himbauan tentang kepekaan sosial mulai di kampanyekan
Berlari kecil di sepanjang trotoar, memegang bilah bambu sebagai alat mencari sisa recehan
Malam memeluknya menuju pembaringan
Gelap menerangi dengan bayangan hitam akan masa depan
Terang lampu jalan hanya mampu menyediakan nasi kucing bekas makan siang orang kantoran
Tetiba hujan datang bertandang
Maksudnya ingin menanyakan "apa kabar?"
Semua lari serabutan
Mobil melintas dalam kencang kecepatan kemungkinan
Kemungkinan terkena rintik hujan
Kemungkinan terendam banjir daerah pinggiran
Kemungkinan terjebak macet penyebab janji dugem kepagian
Dua gadis itu?
Mengadukan perihalnya kepada malam
Menanggis seemggukan kepada gelap yang kini mulai kebingungan
Rumah kardus tenggelam bersama airmata gurauan hujan
Bedeng kumuh berjajar menanti giliran ambruk di hantam terjangan gurauan hujan
Dua gadis itu?
Kedinginan
Kelaparan
Ketakutan
Bahkan mungkin telah tenggelam
Jangan cari berita ini di koran
Siapa peduli dengan dua gadis kecil malang
Bukan kenalan kita
Bukan saudara kita
Bahkan mungkin tak di anggap sebagai manusia seperti kita
#####
Baganbatu, September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H