Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sisi Lain dari "Gebyar" Kampanye Terbuka Pilpres

7 April 2019   09:09 Diperbarui: 7 April 2019   09:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rela berdesak desakan demi sang capres.foto : kompas.com

Hajatan lima tahunan yang bernama kampanye terbuka pilpres memang penuh gebyar dan momen momen istimewa. karena kehadiranya yang hanya lima tahun sekali, kegiatan kampanye terbuka pilpres bak pesta yang di tunggu tunggu seluruh rakyat indonesia.

Di balik kemegahan dan hingar bingar slogan slogan politik yang di lontarkan para kandidat dari atas panggung,ada hal hal tertentu yang sepertinya luput dari pandangan.

1) kehujanan, kepanasan, berdesak desakan, itu biasa.

Rela berdesak desakan demi sang capres.foto : kompas.com
Rela berdesak desakan demi sang capres.foto : kompas.com
Lautan manusia pasti membanjiri arena kampanye bila capres idola langsung hadir memberi orasi.berjam jam berdesak desakan,kepanasan bahkan kehujanan,sepertinya malah menjadi bumbu penambah semangat.momen lima tahun sekali yang sayang bila terlewatkan.

2) pingsan, tersesat jalan, bahkan kecopetan.

Seorang peserta kampanye pingsan. foto : detik.com
Seorang peserta kampanye pingsan. foto : detik.com

Demi sang capres pujaan,demi ikut memeriahkan pesta demokrasi, masyarakat rela sampai jatuh pingsan di arena kampanye, mudah mudahan para capres dan cawapres ketika memenangkan pilpres nanti,tidak melupakan orang orang kecil yang dengan kemampuan seadanya tapi semangat tetap membara memberi dukungan.

3) pedagang makanan, pedagang asongan, pedagang atribut kampanye

Pedagang asongan lagi panen rezeki.foto : jessi carina
Pedagang asongan lagi panen rezeki.foto : jessi carina
Ternyata gebyar kampanye pilpres membawa keberkahan sendiri bagi para pedagang. omzet melejit berlipat lipat. mereka sigap pindah jualan dari satu tempat kampanye ke tempat kampanye yang lain. tidak peduli dengan warna bendera politik.yang penting dagangan laku.

Bahkan doa mereka biarlah ada kampanye pilpres setiap hari, agar rezeki gampang dicari. bagaimana KPU, berani?

4) jalanan macet.

Ilustrasi jalanan yang macet. foto : Lamtorang aritonang/detik.com
Ilustrasi jalanan yang macet. foto : Lamtorang aritonang/detik.com

Kerumunan manusia yang terkosentrasi di satu titik, pasti menimbulkan kemacetan lalu lintas di wilayah sekitar. tapi para pengendara sepertinya maklum dengan keadaan ini, buktinya mereka tidak pernah protes.atau mereka ciut nyalinya melihat lautan manusia yang bisa melumat apa saja.biarlah para pengendara yang menyimpan jawabanya.

5) sampah yang berserakan.

Sehabis kampanye,rame rame kutip sampah.foto : kompas.com
Sehabis kampanye,rame rame kutip sampah.foto : kompas.com
Setiap pesta pasti meninggalkan sampah.setiap acara pasti sampah jadi masalah.tapi bila selesai acara kampanye,kemudian rame rame mengutipi sampah yang berserak,rasa rasanya demokrasi kita maju setapak.

Dan mudah mudahan sampah  hoax,sampah  fitnah,kebencian,permusuhan,yang di produksi selama masa kampanye berlangsung,juga kita kutipi dan bersihkan.sehingga tidak mengganggu kehidupan berbangda dan bernegara.

Semoga pilpres 2019 ini,bisa jadi tonggak bersejarah bagi bangsa indonesia untuk melangkah maju ke masa keemasan.

ayo para politisi yang sering lempar sampah bernama hoax dan fitnah,kutip dan bersihkan wajah negeri ini dari sampahmu.

     salam kangmarakara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun