Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Melihat Sisi Baiknya

2 Juli 2020   05:30 Diperbarui: 2 Juli 2020   05:31 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik buruk itu perspektif. Tergantung bagaimana cara memandang itu. Sakit bisa jadi anugerah. Bisa jadi musibah.

Kekayaan bisa berarti pemberian, bisa jadi sebenernya adalah cobaan berat. Tak perlu menganggap cobaan hidup yang bertubi-tubi itu adalah musibah tiada henti.

Apa yang lebih baik? Bukankah tak ada yang perlu disesali dalam hidup. Sebab hidup adalah sepenuhnya bagaimana seorang hamba bersyukur atas setiap anugerah dan karunia yang nampak dalam bentuk dan wujud yang berbeda-beda. Ada yang nampak dalam mata manusia sebagai kemalangan, ada yang memang bentuknya benar-benar kebahagiaan.

Jadi, kalau demikian adalah interpretasi sederhana saat memaknai kehidupan sehari-hari, seharusnya hal yang sama juga bisa dipakai untuk selalu berbaik sangka kepada Yang Maha Kuasa.

Andaikan sudut pandang itu dirubah, pikiran kurang baik kepada Tuhan semesta digeser menjadi rasa terima kasih. Sakit atau miskin misalnya, merupakan pemberian sejati.

Jika semua bisa jadi anugerah, meskipun nampaknya secara kasat mata adalah duka cita, mengapa manusia masih saja berburuk sangka kepada Tuhan Yang Maha Esa?

***

Sekian, mohon maaf jika kurang berkenan...

***

Wallahu a'lam...

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun