Kadang kita gak tahu ketika ditanya alasan tertentu mengapa memilih makan makanan A. Kita jawab saja, karena mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh. Tapi aslinya alasan tersebut agak "palsu". Gak begitu terpikirkan sebelumnya. Alasan yang lebih logis adalah karena pokoknya kita sedang ingin makan itu. Itu saja... Tanpa alasan yang cukup jelas. Dan tetap menjadi misteri.
***
Tapi kadang orang merasa sudah banyak membaca. Dan saat perasaan "merasa" itu menimbulkan pertanyaan "mengapa aku tak kunjung bisa menulis", maka sebenarnya kesimpulannya salah. Memang sudah seberapa banyak yang kau baca?
Jangan-jangan baru seratus buku. Atau baru satu buku seminggu. Yah, itu sih belum "banyak"...
***
Kesimpulan akhir saya kira ada di kalimat ini...
"Dengan menjadi pengarang, kenikmatan pertama yang saya rasakan adalah kehadiran yang jelas dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Saya merasa diberi peluang untuk mengambil sebuah peran. Dan betapapun sederhana peran itu, namun nyata ada. Kepengarangan juga mengantar saya ke wilayah pergaulan yang sangat luas. Para pengamat, sesama pengarang, mahasiswa, dosen, serta masyarakat pembaca lainnya secara langsung atau tidak menjadi sahabat-sahabat yang menyenangkan.
Bahkan pergaulan itu meluas sampai ke luar negeri. Beberapa kali saya mendapat undangan dari universitas luar negeri di Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Thailand, Jepang, Malaysia; hal yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan bisa terjadi."
***
Wallahu a'lam...