Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selalu Banyak Orang Hebat Tersembunyi di Sekitar Kita

28 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 28 Mei 2020   06:18 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/Daniel Guilyardi

Saya ingat kisah mas Syihab Syaibani. Betapa jangan pernah kita memandang apa dan siapa. Apalagi meremehkan seseorang hanya karena dia kelihatannya "bukan siapa-siapa". Karena penampilan yang gak meyakinkan, atau karena usia yang lebih muda misalnya.

Adalah Syaikh Abdurrahman al-Akhdhari. Ulama besar yang karyanya banyak dipelajari di berbagai pesantren di Indonesia. Nadhaman Sullamul Munawroq yang membahas mantiq, dan nadhoman Jawharul Maknun yang membahas sekaligus tiga jenis sastra Arab (ilmul ma'ani, ilmul bayan, dan badi').

Usia beliau memang "hanya" mencapai tiga puluh tiga tahun. Namun karya beliau luar biasa banyak. Selain dua nadhaman itu, katanya ada dua puluhan karya lain dalam berbagai diskursus yang berbeda. Termasuk diskursus faraidh, hisab, zakat, tasawuf hingga suluk.

Beliau menulis nadhaman Sullamul Munawroq di usia yang ke dua puluh satu tahun. Dan nadhaman Jawharul Maknun di usia yang ke tiga puluh.

Seorang yang berusia dua puluh satu tahun, menulis kitab yang dipelajari di banyak penjuru dunia hari ini.

Cerita yang lebih luar biasa adalah kisah Syaikh Ibnu Marzuq al-Hafid at-Talamsani. Beliau meringkas dalam bentuk nadham sebuah kitab mantiq karya Syaikh Afdhaluddin al-Khanaji. Kitab bernama al-Jumal. Saya sepertinya sering mendengar nama matan al-Jumal. Tapi belum pernah lihat kitabnya.

Lihatlah petikan nadham Syaikh Ibnu Marzuq ini,

وإن ترى تقصيري يحتمل #  فلابن نحو الست عذر يقبل

"Jika kalian melihat, kekuranganku dalam nadhaman ini, maka maafkanlah seseorang yang umurnya masih enam tahun."

Benar sekali... Syaikh Ibnu Marzuq tatkala menulis syair nadham itu usianya baru menginjak enam tahun. Di usia yang anak sebayanya sedang asyik masyuknya bermain, beliau sudah membuat karya luar biasa di dalam diskursus mantiq. Diskursus yang terkenal sulit itu.

Kalau mau menurut nalar dan logika, coba kapan waktu beliau belajar ilmu 'arudh dan qawafi untuk bekal menggubah nadham? Kapan beliau sebelumnya belajar nahwu dan sharaf untuk membaca dan menulis? Kapan sebelumnya beliau ngaji mantiq? Di usia sebelum enam tahun, yang bagi kebanyakan orang di usia itu bahkan belum bisa mengeja. Apalagi membaca dan menulis. Apalagi bikin nadhoman. Apalagi sudah paham diskursus mantiq. Luar biasa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun