Saya memang bukan orang penerbit. Bukan orang Gramedia atau Bentang Pustaka. Tapi andaikan saya jadi editor mereka, saya juga akan membawa idealisme tentang bisnis. Mau gak mau. Dan walaupun itu sebenarnya akan merugikan banyak pemilik talenta yang berbakat dan belum punya nama. Mengubur kemampuan mereka.
Buku-buku yang dijual sekarang adalah yang mungkin dibeli orang. Belum tentu buku yang isinya bagus. Jujur saja. Itulah kenyataannya. Mereka, penerbit adalah penjual. Dan gak munafik saat mereka butuh uang. Uang untuk menggaji karyawan mereka. Uang untuk membeli kertas mereka. Uang untuk membayar pajak mereka. Sudah, itu nyata.
Penerbit bukanlah grup filantropi macam Djarum Foundation, atau CT Arsa Foundation. Juga bukan Bill and Melinda Gates Foundation. Atau tempat orang-orang baik berbagi uang. Penerbit adalah orang yang jualan buku. Dan jika mereka jualan, maka buku yang dijual harus laku.
Akhirnya kebanyakan buku-buku sekarang adalah karya para selebgram. Fiersa Besari, atau siapalah. Katakan seorang artis tenar yang lagi naik daun, andaikan dia bisa nulis juga, meskipun cuma bahas resep masakan yang aslinya sudah ada di google, mungkin saja berbondong-bondong para penerbit besar akan berebut melamar karya itu.
Lain lagi, jika ada orang pesisir pantai, yang gak dikenal siapa-siapa. Lalu tiba-tiba nulis tentang tema yang super sulit sekalipun. Mungkin bantahan atas teori relativitas umum Einstein. Bilang "Einstein itu salah besar dengan teori dia. Inilah buktinya..."
Apakah akan ada yang menerbitkan karya itu?
Satu hal penting, dia gak terkenal. Dan satu kemungkinan besarnya, mungkin gak akan ada yang beli karya itu. Akhirnya mungkin gak ada penerbit yang mau menerbitkan karya itu.
***
Maka itu pelajaran penting buat saya. Jangan termakan resensi, apalagi terprovokasi ratting. Enggak setiap buku yang terkenal itu bagus. Gak semua pemikiran orang yang ada di kursi atas itu bisa dijadikan acuan.
Maka kita harus jeli berburu. Ke tempat gelap yang gak dikenal. Ke forum-forum bawah tanah. Untuk belajar kembali kepada orang-orang yang "gak dikenal". Kebanyakan orang yang gak dikenal itu justru hebat-hebat.
Sebab mereka gak peduli dengan visi misi yang umum. Kepribadian mereka unik. Saya suka itu.