Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "The Darkest Hour" Kisah di Balik Layar Peristiwa Dunkrik

25 April 2020   05:15 Diperbarui: 25 April 2020   06:24 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perang, serdadu mengalami pertempuran fisik. Tapi para pemimpin yang menyusun rencana juga mengalami pertempuran batin yang tak kalah menyiksa.

Ditengah kegalauan itu, dalam film Darkest Hour ada scene dimana secara pribadi Raja George VI datang mengunjungi rumah Churchill. Raja mengutarakan kalau memiliki pendapat pribadi yang mendukung keputusan Churchill. Kini Churchill tak lagi merasa sendirian. Inggris tak seharusnya dengan mudah menyerah begitu saja.

Dan tanggal yang ditunggu tiba. 28 Mei 1940 M. Operation Dynamo dilaksanakan. Itu mungkin beberapa hari yang paling mendebarkan bagi seorang Winston Churchill.

Salah satu scene menarik lain di film ini adalah saat tiba-tiba Churchill "menghilang". Dia naik kereta bawah tanah ketika dalam perjalanan menuju parlemen. Saya gak tahu keakuratan scene ini. Tapi disitulah Churchill ingin mendengar sendiri dari rakyatnya. Ingin mendengar pendapat mereka langsung tentang Jerman. Apakah ingin terus berperang, atau justru berdamai. Kebijaksanaan seorang pemimpin saat mau mengambil keputusan.

Kalimat seorang wanita dalam kereta terdengar penuh semangat. "Pukul pakai gagang sapu jika harus."

Disitulah Churchill mendengar suara rakyat. Rakyat tak ingin menyerah begitu saja dengan mudah. Mereka akan rela bertempur untuk negara. Ketika Churchill bertanya, tentang perundingan perdamaian, serempak mereka menjawab untuk tidak.

Kabinet perang sudah menyusun memorandum pengajuan perdamaian yang sedianya dikirim lewat Italia. Sebagai penengah. Tapi akhirnya Churchill merubah keputusan. Setelah juga mendengar pendapat dari kabinet luar. Banyak orang di kabinet luar tidak rela Inggris menyerah. Meskipun konsekuensinya juga nanti Inggris siap kalah seperti Perancis. Apalagi jika evakuasi Dunkrik gagal. Inggris tak lagi memiliki "tentara". Dan ibarat harus membangun kekuatan militer dari bawah lagi.

Ketika Churchill membawa keputusan itu ke parlemen, ia mendapatkan dukungan. "Mereka yang tak pernah berubah pikiran, tak akan pernah mengubah apapun." Kata Churchill di film itu.

Untung sekali terjadi keajaiban. Operation Dynamo sukses besar. Itu artinya Inggris masih memiliki tentara untuk melanjutkan perang. Inggris masih memiliki harapan untuk bisa memenangkan perang.

Itu menurut saya. Bagaimana menurut anda?

Jika anda penggemar film aksi yang heboh dengan adegan tembak menembak, siap-siap kecewa. Ini adalah sisi lain perang dunia. Tempat dimana semua keputusan penting dibuat. Bukan tempat dimana eksekusi nya dilakukan. Anda mendapatkan gambaran perang nyata di film seperti Band of Brothers. Tapi anda tidak mendapatkan bagaimana semua keputusan dalam perang itu dibuat. Makanya film ini membantu melengkapi pandangan itu menjadi utuh. Istilahnya ini behind the scene dari film Dunkrik nya Nolan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun