Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan tentang Meditasi Menuju Hening di Tengah Banjir Informasi

24 April 2020   05:29 Diperbarui: 24 April 2020   14:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat dawuh KH. Ubaidillah Shodaqoh dalam Twitter beliau yang saya ikuti.

"Sahabatku bertanya, 'kapan kegaduhan C-19 bersama penunggang-penunggang dan buntutnya ini berakhir?' Aku hanya bisa jawab, berakhir bila pikiran kita tenang dan tidak gelisah, mengurangi bacaan dan pagelaran provokasi."

Dawuh Kiai Ubaidillah ini luas maknanya menurut yang saya pahami. Dalam arti, bukan hanya kegaduhan korona. Semua hal yang membikin kita gelisah dan resah dalam hidup, akan hilang saat kita sendiri bisa tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh pikiran kita sendiri, atau oleh bacaan dan informasi yang ada di sekitar kita.

Cobalah untuk mengurangi melihat dan mendengar apa yang gak perlu. Atau apa yang gak semestinya. Atau informasi yang belum waktunya. Wawasan yang tidak pas untuk derajat dan martabat saat ini. Likulli haalin maqoolun. Gak semua nasihat bisa pas untuk setiap orang.

Cobalah untuk "meditasi". Setidaknya agar antara akal, pikiran, hati, jiwa, dan ucapan bisa lebih berjalan seimbang. Walaupun entahlah akal dan hati kadang merupakan dua hal yang menolak bersahabat.

Sekian curhatan saya pagi ini. Mohon sekali untuk dikoreksi.

Wallahu a'lam...

24 April 2020 M.
Semoga bermanfaat.

Bonus.. Musik pengantar meditasi dari podcast di aplikasi SoundCloud.

https://soundcloud.com/kalacakra-podcast/meditasi-menuju-hening

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun