Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan tentang Meditasi Menuju Hening di Tengah Banjir Informasi

24 April 2020   05:29 Diperbarui: 24 April 2020   14:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Memang, setahu saya pikiran yang random kurang baik untuk pembentukan karakter. Jika diseret dalam proses pembentukan jati diri. Tapi entahlah...

Percaya atau tidak, apa yang kita lihat setiap hari lama kelamaan juga bisa membentuk pemikiran. Bahkan sekedar hal sepele seperti memajang foto seorang tokoh terkenal di dinding kamar. Yang kita lihat setiap hari ketika bangun tidur. Lama kelamaan tanpa disadari, jiwa seseorang akan terpengaruh oleh itu.

Apalagi film. Apalagi musik. Apalagi saat dibombardir dengan berita hoaks dan negatif. Apalagi sesuatu yang memang menurut hati kita menarik. Tentunya lebih membekas di hati. Saat tiap hari mendengar musik jazz, kadang tanpa sadar orang bisa berpikir jadi lembut.

Saat setiap hari mendengar musik hard rock, mungkin saja akan terbawa ketika menyikapi suatu masalah. Jadi agak kasar dan buru-buru. Karena terbiasa melihat postingan mewah di Instagram, akhirnya tanpa sadar jadi kurang bersyukur.

Dan membandingkan hidup dengan orang lain. Karena terbiasa melihat film romantis, akhirnya merasa kesepian karena belum memiliki pasangan hidup. Entahlah.

Karena sikap seseorang dipengaruhi lingkungannya. Apa yang terjadi di sekitarnya. Jadi, saran saya adalah berhenti melihat sesuatu yang "tidak perlu".

Saya selalu ingat nasihat guru-guru saya. Untuk terus mengulang apa yang kita baca. Ulangi hal baik terus menerus. Itu akan menciptakan kebahagiaan. Menciptakan watak positif. Karakter seseorang, bisa terbentuk karena sesuatu yang terus menerus diulang dan dilakukan secara konsisten dalam hidupnya.

Seret masalah ini dalam kasus kepanikan masal karena badai informasi. Lingkungan, banjir berita, dan wawasan yang belum waktunya. Kadang itu akan mengacaukan pemikiran. Kekhawatiran berlebihan tentang kondisi saat ini dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan baca secara berulang.

Apalagi informasi yang sebetulnya tak kita butuhkan, tapi terus menerus dikonsumsi. Tidak baik sebenarnya.

Saya selalu punya prinsip, semakin sedikit saya tahu tentang hidup seseorang akan semakin baik. Semakin sedikit saya tidak ikut campur dalam suatu hal yang bukan tanggung jawab saya, akan semakin baik. Bahkan kadang semakin sedikit tahu, akan makin baik. Rasa penasaran kadang adalah bumerang. Saya bahkan punya banyak urusan yang belum selesai. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun