Tulusmu
Tak bisa ku bayar dengan uang seribuÂ
(Kata ponakanku, seribu ? mana laku)
Juga dengan balasku , bilapun itu sama dengan apa yang kau beri.
Karena Tulusmu itu murni
Saat memberi, tak kau pinta aku untuk memuji
juga balas berbalas, basa basi
Kamu hanya memberi, tulus
itu saja.
Bagiku yang menerima
bila ku balas pemberianmu hanya karena aku tak ingin berhutang
aku sama saja dengan pedagang !
Bila ku balas pemberianmu hanya karena alasan kesopanan
aku sama saja dengan orang yang berbasa basi.
Katamu
aku memberimu tulus
tak perlu kau balas
JIka tulus membutuhkan bayaran, hatiku kau samakan dengan pedagang .
Jangan kau hina ketulusan dengan uang segenggam !
Bila kau ingin berbagi
Bagilah tanpa beban ini dan itu
Jadilah berbudi tanpa perlu berhutang
Berilah dia, semampumu, setulusmu
saat itu pemberianmu itu ringan
tanpa beban, tanpa hutang
dan aku menerimanya  , aku menerimanya dengan senang , padamu Sobatku yang selalu dengan tulus ku bagikan
secuil hati untuk kau nikmati bersama pagi......
Salam Semedi.
(BTW besok kita puasa, puasa kata dan cerita, kita hanya akan membaca , membaca cerita dari sobat sobatmu yang penuh warna, hari ini tulislah ia, berpesta poralah, tapi ingat pesta pora tak boleh lupa , bersih bersih rumah, sebelum tamu tiba.)
Mungkin besok tak ada lagi semedi , itu mungkin saja, mungkin dia akan menjadi jadi siluman ular putih , atau dia akan jadi hanya aku ?
Senang bertemu, bercumbu dan berkenalan denganmu, disini rupaku seribu, bisa si kaya, si miskin, si pandir, atau si sok bijak, bisa jadi dirimu bahkan diriku yang tersamar, Â ku cumbu lagi kau lain waktu, mungkin disini, mungkin ditempat lain, entahlah......