Mohon tunggu...
Kampret Semedi
Kampret Semedi Mohon Tunggu... -

Manusia yang baru belajar menulis, sehabis semedi, agar bisa turut sekedar berbagi , meski hanya berita basa basi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tulusmu

18 Juni 2016   10:18 Diperbarui: 18 Juni 2016   11:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tulusmu

Tak bisa ku bayar dengan uang seribu 

(Kata ponakanku, seribu ? mana laku)

Juga dengan balasku , bilapun itu sama dengan apa yang kau beri.

Karena Tulusmu itu murni

Saat memberi, tak kau pinta aku untuk memuji

juga balas berbalas, basa basi

Kamu hanya memberi, tulus

itu saja.

Bagiku yang menerima

bila ku balas pemberianmu hanya karena aku tak ingin berhutang

aku sama saja dengan pedagang !

Bila ku balas pemberianmu hanya karena alasan kesopanan

aku sama saja dengan orang yang berbasa basi.

Katamu

aku memberimu tulus

tak perlu kau balas

JIka tulus membutuhkan bayaran, hatiku kau samakan dengan pedagang .

Jangan kau hina ketulusan dengan uang segenggam !

Bila kau ingin berbagi

Bagilah tanpa beban ini dan itu

Jadilah berbudi tanpa perlu berhutang

Berilah dia, semampumu, setulusmu

saat itu pemberianmu itu ringan

tanpa beban, tanpa hutang

dan aku menerimanya  , aku menerimanya dengan senang , padamu Sobatku yang selalu dengan tulus ku bagikan

secuil hati untuk kau nikmati bersama pagi......

Salam Semedi.

(BTW besok kita puasa, puasa kata dan cerita, kita hanya akan membaca , membaca cerita dari sobat sobatmu yang penuh warna, hari ini tulislah ia, berpesta poralah, tapi ingat pesta pora tak boleh lupa , bersih bersih rumah, sebelum tamu tiba.)

Mungkin besok tak ada lagi semedi , itu mungkin saja, mungkin dia akan menjadi jadi siluman ular putih , atau dia akan jadi hanya aku ?

Senang bertemu, bercumbu dan berkenalan denganmu, disini rupaku seribu, bisa si kaya, si miskin, si pandir, atau si sok bijak, bisa jadi dirimu bahkan diriku yang tersamar,  ku cumbu lagi kau lain waktu, mungkin disini, mungkin ditempat lain, entahlah......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun