Opini Penulis :
"Pembangunan Berkelanjutan"Â sebagai Embrio Tata Pengelolaan Sistem Transportasi
Kota-kota di Indonesia
Â
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu konsep pembangunan yang menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan (Sudharto, 2007). Pembangunan berkelanjutan bisa juga disebut sebagai sebuah pola pikir untuk mengintegrasikan 3 pilar utama dari pembangunan berkelanjutan, yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.Ketiga pilar pembangunan berkelanjutan itulah yang akan diintegrasikan dengan 4 komponen pengelolaan kota di Indonesia yang telah dipaparkan oleh Ridwan Sutriadi dalam mengembangkan tata kelola sistem transportasi kota-kota di Indonesia. Keempat komponen tersebut ialah planning process,Land and urban form management dan Infrastructure and services management serta Urban Institutional Management.
Dalam proses perencanaan sistem transportasi yang berkelanjutan, dibutuhkan tahapan-tahapan yang detail dalam proses perencanaannya. Serangkaian kegiatan yang komprehensif harus dilakukan untuk membuat perencanaan kota yang baik. Proses perencanaan itu setidaknya harus melalui tahap formulasi, implementasi, kontrol serta reporting atau pemantauan. Proses pengelolaan kota yang diformulasikan secara tepat akan mudah diimplementasikan dan dikontrol dengan baik apabila proses perencanaan sudah dilakukan melalui tahapan-tahapan yang baik.  Komponen pengelolaan kota yang diperlukan ialah good planning process.
Pembangunan sistem transportasi yang berkelanjutan di Indonesia juga dipengaruhi oleh manajemen atau pengaturan suatu lahan dan bentuk perkotaan. Jalan yang sudah ada di Indonesia seharusnya sudah tidak perlu ditambah lagi karena terbatasnya ruang yang ada. Permasalahan yang dihadapi sub sektor jalan saat ini adalah minimnya pemeliharaan jalan sehingga menurunnya kualitas dan keberlanjutan pelayanan infrastruktur darat seperti kemacetan lalu lintas, tingginya tingkat kecelakaan, lingkungan dan energi. Selain itu kerusakan infrastruktur dan lambatnya pertumbuhan kapasitas jalan strategis khususnya arteri dan jakan tol (sekitar 70% sistem jaringan jalan nasional, provinsi dan lokal yang terbatas dan berfungsi optimal) dan tidak adanya penambahan ruas/ jalan baru. Semua masalah tersebut harus segera diatasi guna menciptakan kondisi sub sektor jalan yang lebih baik yang pada akhirnya akan melahirkan suatu sistem transportasi yang berkelanjutan.
Sistem transportasi yang berkelanjutan juga harus didukung dengan regulasi yang ada. Pemerintah sebagai pihak utama untuk melakukan kontrol dan pembangunan suatu kota dan melakukan perencanaan kawasan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat harus mampu memberlakukan kebijakan yang mengatur tentang tata kelola sistem transportasi yang berkelanjutan. Perencanaan sistem tranportasi, tata guna lahan dan lingkungan tidak bisa dibahas secara terpisah. Tanpa adanya regulasi yang jelas, efektivitas ketiganya tidak akan berjalan dengan maksimal.
Usaha pemerintah dalam mewujudkan sistem transportasi di Indonesia masih terkungkung dalam pola pikir bagaimana menambah ruas jalan yang ada dan panjang jalan yang ada. Sistem transportasi yang berkelanjutan mengintegrasikan tata guna lahan perkotaan dan kualitas lingkungan yang baik. Moda transportasi publik bisa menjadi solusi atas permasalahan sistem transportasi yang dihadapi oleh banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagai seorang planner, dibutuhkan pemikiran yang luas mengenai tata pengelolaan sistem transportasi yang berkelanjutan di Indonesia.
Oleh : Â Muhammad Nafis B.A.Y Â - 08211640000053 - Perencanaan Kota (A)
Referensi :